Nakita.id - Kenali apa saja akibat kurangnya literasi finansial, bukan hanya utang tapi juga menghambat perekonomian.
Kurangnya literasi finansial adalah salah satu penyebab utama kesulitan ekonomi yang dihadapi banyak individu dan keluarga.
Literasi finansial mengacu pada kemampuan seseorang untuk memahami dan mengelola aspek-aspek keuangan, seperti perencanaan anggaran, investasi, dan pengelolaan utang.
Ketika seseorang tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang keuangan, hal ini dapat berujung pada keputusan finansial yang buruk, yang dalam jangka panjang dapat berdampak serius.
Salah satu akibat paling umum dari kurangnya literasi finansial adalah terjebak dalam utang.
Namun, dampaknya tidak berhenti di situ. Berikut adalah beberapa akibat dari kurangnya literasi finansial dan bagaimana kondisi ini dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari.
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah akibat kurangnya literasi finansial.
Salah satu dampak paling nyata dari kurangnya literasi finansial adalah terjebak dalam utang. Banyak orang tidak memahami cara mengelola utang dengan bijak.
Mereka mungkin menggunakan kartu kredit secara sembarangan tanpa menyadari bunga yang dikenakan setiap bulannya, atau mengambil pinjaman dengan bunga tinggi tanpa mempertimbangkan kemampuan untuk membayar kembali.
Hal ini sering kali terjadi ketika seseorang tidak paham akan perbedaan antara "utang baik" dan "utang buruk."
Utang baik biasanya digunakan untuk investasi, seperti pinjaman untuk membeli rumah atau pendidikan.
Baca Juga: Memperbaiki Keuangan yang Lebih Besar Pengeluaran dari Pendapatan
Sebaliknya, utang buruk adalah utang yang diambil untuk pembelian konsumtif, seperti membeli barang-barang mewah atau liburan yang tidak bisa dilunasi dengan cepat.
Kurangnya literasi finansial membuat banyak orang tidak menyadari pentingnya perbedaan ini, sehingga mereka terus-menerus berada dalam siklus utang yang semakin membesar.
Salah satu keterampilan dasar dalam literasi finansial adalah kemampuan untuk menyusun anggaran.
Anggaran membantu seseorang mengatur pengeluaran dan pemasukan, sehingga dapat mengetahui dengan jelas di mana uang mereka digunakan dan bagaimana mengelolanya dengan baik.
Tanpa literasi finansial yang memadai, banyak orang cenderung menghabiskan lebih banyak daripada yang mereka hasilkan.
Hal ini bisa menyebabkan defisit dalam keuangan pribadi dan memicu timbulnya utang.
Orang yang tidak terbiasa menyusun anggaran sering kali tidak tahu seberapa besar pengeluaran mereka setiap bulan, yang menyebabkan mereka kesulitan mengatur prioritas keuangan, seperti kebutuhan primer (makanan, tempat tinggal) dan keinginan sekunder (gadget, pakaian mewah).
Dana darurat adalah salah satu elemen penting dalam perencanaan keuangan yang sering diabaikan oleh mereka yang kurang memiliki literasi finansial.
Dana darurat adalah cadangan uang yang disiapkan untuk menanggulangi situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, biaya kesehatan yang mendadak, atau kerusakan rumah.
Bagi orang yang tidak paham tentang pentingnya dana darurat, mereka cenderung menghabiskan seluruh pendapatannya tanpa menyisihkan sebagian untuk keperluan darurat.
Akibatnya, ketika mereka menghadapi situasi yang membutuhkan biaya tak terduga, mereka terpaksa berutang atau menggunakan kartu kredit dengan bunga tinggi, yang akhirnya memperburuk kondisi keuangan mereka.
Baca Juga: Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga dengan Gaji Rp2 Juta, Yuk Simak!
Kurangnya literasi finansial juga berarti banyak orang tidak memahami pentingnya investasi untuk masa depan.
Sebagian besar orang cenderung menghabiskan seluruh pendapatan mereka untuk kebutuhan sehari-hari atau tabungan jangka pendek tanpa mempertimbangkan pentingnya investasi jangka panjang.
Investasi adalah cara yang efektif untuk memperbesar aset dan mencapai tujuan finansial jangka panjang, seperti pensiun, pendidikan anak, atau membeli rumah.
Tanpa pemahaman yang baik tentang konsep investasi, banyak orang mengabaikan peluang untuk mengembangkan uang mereka dan lebih memilih cara konvensional seperti menabung di bank yang suku bunganya sangat rendah.
Salah satu akibat serius dari kurangnya literasi finansial adalah ketidaksiapan menghadapi pensiun.
Banyak orang, terutama generasi muda, tidak menyadari pentingnya merencanakan pensiun sejak dini.
Mereka sering kali berpikir bahwa pensiun masih jauh di masa depan, sehingga tidak mempersiapkan tabungan atau investasi khusus untuk masa pensiun.
Kondisi ini menyebabkan banyak orang merasa tertekan secara finansial ketika memasuki usia pensiun.
Tanpa adanya pemasukan yang cukup dari investasi atau tabungan, mereka bergantung sepenuhnya pada uang pensiun yang mungkin tidak cukup untuk menutupi biaya hidup.
Ini bisa menyebabkan penurunan kualitas hidup dan bahkan keharusan untuk tetap bekerja meskipun usia sudah lanjut.
Pasar keuangan menawarkan berbagai produk keuangan seperti asuransi, investasi, reksa dana, dan tabungan berjangka.
Baca Juga: Risiko Tanggung Sendiri, Ini Daftar Pinjol yang Tidak Terdaftar di OJK
Namun, tanpa literasi finansial yang baik, banyak orang kesulitan memahami cara kerja produk-produk ini.
Mereka mungkin tertarik dengan janji keuntungan besar tanpa memahami risiko yang terkait, atau mereka bisa merasa bingung dengan istilah-istilah teknis yang sering digunakan dalam penawaran produk keuangan.
Akibatnya, banyak orang yang mengambil produk keuangan yang sebenarnya tidak mereka butuhkan atau yang tidak sesuai dengan kondisi keuangan mereka.
Ini bisa mengakibatkan kerugian finansial yang besar, terutama jika produk tersebut tidak dikelola dengan baik.
Keputusan finansial yang buruk sering kali disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang keuangan pribadi.
Contoh sederhana adalah membeli barang-barang mewah atau kendaraan baru dengan cara kredit tanpa mempertimbangkan kemampuan finansial jangka panjang.
Banyak orang yang terjebak dalam godaan gaya hidup konsumtif dan akhirnya mengalami kesulitan membayar cicilan atau memenuhi kebutuhan pokok lainnya.
Keputusan keuangan yang tidak tepat ini tidak hanya berdampak pada kesejahteraan individu, tetapi juga dapat menyebabkan masalah keluarga, stres, dan bahkan kesehatan mental yang terganggu akibat beban keuangan yang berat.
Kurangnya literasi finansial berdampak signifikan pada kehidupan seseorang, mulai dari terjebak dalam utang, gagal menyusun anggaran, hingga ketidaksiapan menghadapi pensiun.
Literasi finansial adalah keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap individu agar dapat mengelola keuangan pribadi dengan lebih baik dan menghindari masalah-masalah keuangan di masa depan.
Dengan memahami prinsip dasar literasi finansial, seseorang dapat mengambil keputusan yang lebih bijak, merencanakan masa depan dengan lebih baik, dan terhindar dari beban finansial yang berlebihan.
Baca Juga: Kelola Uang dengan Bijak, Ini Beda Utang Konsumtif dan Utang Produktif
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR