Nakita.id - Selama ini penyebab henti jantung merupakan hal yang paling mengerikan, tapi ternyata masih ada yang lebih mengerikan dari hal tersebut.
Yaitu, gejala henti jantung.
Pasalnya, kalau tidak tahu gejala henti jantung, Moms dan Dads tidak akan bisa mencegahnya.
Dilansir dari Very Well Health, berikut adalah gejala henti jantung yang bisa terjadi:
Terhentinya aliran darah ke otak membuat otak kekurangan oksigen dan gula yang dibutuhkan untuk berfungsi, mengakibatkan hilangnya kesadaran (sinkop).
Kondisi ini akan terjadi dalam beberapa detik setelah jantung berhenti.
Tidak seperti bentuk sinkop lainnya, di mana seseorang mungkin bisa terpengaruh secara tiba-tiba atau sebentar-sebentar, kehilangan kesadaran dengan henti jantung akan bertahan sampai fungsi jantung dan sirkulasi pulih.
Pada awal henti jantung, sering akan ada gerakan terengah-engah yang menyiksa, sesak napas, dan kadang-kadang seperti merintih atau mendengus.
Kondisi ini dikenal sebagai respirasi agonal dan terdapat pada 40-60 persen kasus henti jantung.
Respirasi agonal sebenarnya bukan aktivitas bernapas, melainkan refleks batang otak karena dihadapkan dengan kerusakan fungsi jantung yang dahsyat.
Biasanya, kondisi ini berlangsung hanya beberapa menit sebelum seseorang pingsan atau kolaps.
Baca Juga: Apa Itu Henti Jantung? Dugaan Penyebab Marissa Haque Meninggal Dunia
Kecuali, fungsi jantung dan pernapasan dapat dipulihkan dalam beberapa menit, kerusakan otak permanen biasanya akan terjadi.
Tidak adanya denyut nadi adalah tanda utama henti jantung.
Sayangnya, inilah gejala yang sering terlewatkan oleh penolong awam yang tidak tahu cara menemukan denyut nadi.
Jangan buang waktu mencari denyut nadi jika orang tersebut sudah pingsan dan berhenti bernapas.
Bahkan, penyelamat profesional diminta untuk tidak menghabiskan waktu lebih dari 10 detik untuk memeriksa denyut nadi.
Sebaliknya, Anda harus segera memulai CPR (cardiopulmonary resuscitation) atau RJP (resusitasi jantung paru) dan defibrilasi.
Jika orang dewasa berhenti bernapas, hubungi nomor darurat medis terdekat dan mulai kompresi dada CPR dengan kecepatan 100 hingga 120 denyut per menit.
Bahkan, bila ternyata bukan henti jantung, CPR tidak akan membahayakan individu.
Respon dan pengobatan segera pada kejadian henti jantung dapat menyelamatkan nyawa penderita.
Nah, itu dia gejala henti jantung yang harus diwaspadai agar Moms dan Dads bisa mencegahnya.
Lupa dengan penyebab henti jantung?
Baca Juga: 3 Penyebab Henti Jantung pada Orang Muda, Tolong Waspada
Mengutip dari Healthline, ada 2 penyebabnya:
Organ jantung normal terdiri dari empat ruang.
Dua ruang bawah jantung disebut sebagai ventrikel (bilik jantung).
Pada fibrilasi ventrikel, bilik-bilik ini bergetar di luar kendali.
Hal ini menyebabkan ritme jantung berubah secara dramatis.
Ventrikel mulai memompa secara tidak efisien yang sangat mengurangi jumlah darah yang dipompa ke seluruh tubuh.
Dalam beberapa kasus, sirkulasi darah dapat berhenti sama sekali.
Hal ini dapat menyebabkan kematian jantung mendadak.
Jantung juga dapat berhenti berdetak secara efisien setelah aritmia di bagian atas jantung.
Ruang-ruang ini dikenal sebagai atrium (serambi jantung).
Fibrilasi atrium dimulai ketika simpul sinoatrial (SA) tidak mengirimkan impuls listrik yang benar.
Baca Juga: Beda Henti Jantung dan Serangan Jantung, Belajar dari Zhang Zhi Jie
Simpul sioatrial terletak di atrium kanan. Ini mengatur seberapa cepat jantung memompa darah.
Ketika impuls listrik masuk ke fibrilasi atrium, ventrikel tidak dapat memompa darah ke tubuh secara efisien.
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR