Hydrocephalus dapat terdeteksi melalui pemeriksaan ultrasonografi, terutama jika kepala janin terlihat lebih besar dari yang diharapkan pada tahap tertentu kehamilan.
Kondisi ini memerlukan penanganan medis segera setelah lahir untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Beberapa kondisi yang dialami ibu selama kehamilan dapat meningkatkan risiko stroke pada janin.
Kondisi seperti diabetes gestasional, preeklamsia, atau gangguan pembekuan darah dapat mempengaruhi aliran darah ke janin dan menyebabkan stroke.
Jika ibu memiliki salah satu dari kondisi ini, risiko masalah sirkulasi darah ke otak janin juga meningkat.
Ibu dengan kondisi-kondisi tersebut perlu mendapatkan pemantauan medis yang lebih ketat untuk memastikan kesehatan janin, termasuk pemeriksaan ultrasonografi secara rutin.
Ibu yang mengalami kehamilan berisiko tinggi, seperti yang disebabkan oleh gangguan plasenta, trauma fisik, atau komplikasi lainnya, memiliki risiko lebih besar untuk janin mengalami stroke.
Trauma pada ibu dapat menyebabkan gangguan pada aliran darah ke janin, sementara gangguan plasenta bisa mempengaruhi nutrisi dan oksigen yang diterima janin.
Kondisi ini membuat pemeriksaan kehamilan yang intensif menjadi sangat penting.
Jika janin berada dalam kondisi berisiko tinggi, dokter mungkin akan merekomendasikan tindakan medis untuk memantau perkembangan otak dan kesehatan secara keseluruhan.
Mendiagnosis stroke pada janin bisa menjadi tantangan, terutama karena gejala yang tidak selalu terlihat jelas selama kehamilan.
Namun, kemajuan teknologi medis seperti USG tingkat lanjut dan MRI janin memungkinkan dokter untuk mendeteksi kelainan otak yang berpotensi berhubungan dengan stroke.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR