Menghitung IMT dapat membantu menentukan apakah anak berada dalam kategori normal, kurang berat badan, atau overweight.
Anak yang tumbuh sesuai dengan grafik pertumbuhan mereka dan menunjukkan perkembangan yang baik (seperti kemampuan motorik dan kognitif) kemungkinan besar tidak mengalami masalah gizi meskipun terlihat kurus.
Memantau pola makan dan asupan nutrisi anak adalah kunci.
Jika anak mengonsumsi berbagai makanan bergizi dan cukup kalori sesuai dengan kebutuhan usianya, maka mereka mungkin tidak mengalami kekurangan gizi.
Anak yang sehat dan jarang sakit cenderung memiliki status gizi yang lebih baik, terlepas dari ukuran tubuhnya.
Jika anak aktif, ceria, dan memiliki energi yang baik, ini bisa menjadi indikasi bahwa mereka mendapatkan gizi yang cukup.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak, termasuk:
Faktor keturunan sangat berpengaruh terhadap ukuran tubuh anak.
Jika orang tua memiliki tubuh ramping, anak mungkin mewarisi pola pertumbuhan yang sama.
Anak yang aktif secara fisik cenderung memiliki metabolisme yang lebih cepat, yang dapat mempengaruhi berat badan mereka.
Stres, kecemasan, dan masalah emosional juga dapat mempengaruhi nafsu makan dan asupan nutrisi anak.
Baca Juga: Beda Kasus Beda Penanganan, Ini Perbedaan Kurang Gizi dan Stunting
Anak yang kurus tidak selalu berarti kurang gizi. Penting untuk melihat keseluruhan gambaran kesehatan dan perkembangan anak, termasuk pola makan, aktivitas fisik, dan faktor genetik.
Dengan pemahaman yang baik tentang kriteria status gizi, orang tua dapat lebih bijaksana dalam menilai dan mendukung pertumbuhan anak.
Jika ada kekhawatiran mengenai status gizi anak, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan penilaian yang lebih akurat.
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR