Nakita.id - Belakangan ini, anggur Shine Muscat, sejenis anggur premium dari Jepang, menjadi sorotan bukan hanya karena rasanya yang manis dan teksturnya yang renyah, tetapi juga karena isu residu pestisida.
Tingginya permintaan pada buah-buah premium sering kali membuat para petani menggunakan lebih banyak pestisida atau zat tambahan untuk menjaga kualitas penampilan buah hingga sampai ke konsumen.
Namun, residu bahan kimia yang tertinggal dapat menjadi ancaman kesehatan yang perlu diperhatikan.
Bagi Moms yang gemar mengonsumsi buah, khususnya anggur, penting untuk bisa mengenali ciri-ciri anggur mengandung residu berbahaya.
Berikut ini adalah ciri-ciri anggur yang patut diwaspadai dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi atau menghindari paparan bahan kimia berbahaya.
Anggur yang mengandung residu bahan kimia, termasuk pestisida atau lilin buatan, sering kali memiliki kulit yang terlihat terlalu mengkilap.
Meski sebagian jenis anggur memang memiliki tampilan alami yang berkilau, namun kilap yang berlebihan bisa menjadi tanda penggunaan lapisan lilin atau bahan pengawet tambahan.
Pada beberapa kasus, lilin buatan diaplikasikan untuk menjaga anggur agar tidak cepat layu dan tetap segar lebih lama di rak penyimpanan.
Lilin ini sering kali berasal dari zat sintetis yang tidak aman untuk tubuh jika terkonsumsi dalam jumlah tertentu, terutama karena sulit dibersihkan dengan air biasa.
Cuci anggur dengan air hangat atau menggunakan larutan khusus pencuci buah yang dapat mengangkat lapisan lilin dan residu bahan kimia dari kulitnya.
Anggur seharusnya memiliki aroma yang segar dan tidak terlalu kuat.
Baca Juga: Harganya Terkenal Mahal, Thailand Temukan Residu Berbahaya di Anggur Shine Muscat
Jika anggur mengeluarkan bau kimia atau aroma yang aneh, bisa jadi itu adalah tanda adanya residu bahan kimia.
Pestisida yang menempel pada permukaan kulit anggur atau zat pengawet yang ditambahkan dapat menyebabkan aroma buah menjadi tidak wajar.
Beberapa pestisida memiliki bau kimiawi yang tidak mudah hilang.
Hal ini tidak hanya berlaku pada anggur, tetapi juga pada buah lainnya yang mudah tercemar zat kimia.
Pilih anggur yang memiliki aroma segar dan alami.
Jika baunya menyengat atau tercium seperti aroma kimia, sebaiknya hindari untuk mengonsumsinya.
Residu pestisida pada anggur sering kali terasa berminyak atau licin saat disentuh.
Ini disebabkan oleh beberapa jenis pestisida atau zat pengawet yang bertekstur seperti minyak, sehingga meninggalkan lapisan yang licin di kulit anggur.
Selain pestisida, lilin yang digunakan untuk membuat anggur terlihat mengkilap juga memiliki tekstur berminyak yang khas.
Tekstur licin ini dapat mengindikasikan bahwa anggur tersebut belum sepenuhnya bersih dari zat tambahan atau pestisida.
Jika dibiarkan, residu ini bisa terbawa masuk ke dalam tubuh, sehingga menimbulkan risiko kesehatan dalam jangka panjang.
Baca Juga: Apa Itu Hamil Anggur, Mitos dan Fakta yang Perlu Diketahui oleh Bumil
Cuci anggur dengan campuran air dan cuka atau air dan baking soda untuk menghilangkan lapisan licin dan minyak pada kulit anggur.
Anggur yang memiliki ketahanan lebih lama di suhu ruangan atau tetap terlihat segar setelah berminggu-minggu bisa menjadi indikasi penggunaan bahan pengawet berlebih.
Bahan pengawet tersebut seringkali diaplikasikan untuk mencegah pertumbuhan bakteri atau jamur pada anggur.
Namun, bahan kimia ini sering kali meninggalkan residu yang tidak mudah hilang, bahkan setelah dicuci.
Meskipun ketahanan yang lebih lama terlihat seperti kelebihan, penting untuk menyadari bahwa umur simpan yang terlalu panjang bisa menunjukkan adanya intervensi kimia.
Buah yang terpapar bahan pengawet dalam jumlah besar berpotensi menimbulkan masalah kesehatan seperti gangguan sistem pencernaan dan imun.
Pilih anggur segar yang masih alami dan tidak terlihat terlalu sempurna.
Cuci anggur secara menyeluruh sebelum dikonsumsi, atau jika memungkinkan, pilih anggur organik yang tidak menggunakan pengawet.
Anggur yang tumbuh secara alami biasanya memiliki lapisan tipis berwarna putih atau debu halus yang disebut dengan "bloom".
Bloom adalah lapisan alami yang terdiri dari lilin buah alami, dan lapisan ini membantu melindungi buah dari bakteri atau jamur.
Jika anggur terlihat terlalu mulus dan bersih, tanpa lapisan bloom, bisa jadi anggur tersebut sudah dibersihkan dengan bahan kimia atau telah terpapar pestisida yang menghilangkan lapisan alami tersebut.
Baca Juga: Tak Perlu Skincare, Inilah 6 Makanan Enak untuk Menghilangkan Jerawat, Salah Satunya Anggur
Pilih anggur yang masih memiliki lapisan bloom karena ini merupakan tanda bahwa buah tersebut minim intervensi kimia.
Bloom ini aman dikonsumsi setelah dicuci dengan air bersih.
Anggur yang terpapar bahan kimia, terutama pestisida atau pengawet, kadang memiliki rasa yang tidak alami, seperti rasa pahit, asam yang tajam, atau rasa tidak segar.
Rasa ini biasanya berasal dari residu bahan kimia yang tidak sepenuhnya hilang meski anggur sudah dicuci.
Rasa yang tidak biasa pada anggur juga bisa terjadi karena proses pematangan yang dipercepat dengan menggunakan zat kimia tertentu.
Hal ini sering dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar agar anggur selalu tersedia, namun risikonya adalah adanya residu kimia yang tersisa di dalam buah.
Jika anggur terasa tidak alami atau memiliki rasa yang aneh, sebaiknya jangan dikonsumsi.
Pilih anggur yang memiliki rasa manis atau asam yang alami.
Paparan bahan kimia dalam jumlah besar dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan hormon, kerusakan sistem saraf, dan risiko penyakit kronis seperti kanker.
Oleh karena itu, meskipun buah-buahan seperti anggur memiliki banyak manfaat kesehatan, penting untuk tetap waspada dan mengambil langkah-langkah untuk menghindari residu bahan kimia yang berbahaya.
Dengan mengetahui ciri-ciri anggur yang mungkin mengandung residu bahan kimia, Moms dapat lebih selektif dalam memilih buah-buahan yang lebih aman dan tetap sehat dalam menikmati anggur favorit Moms.
Sebagian artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan
Baca Juga: Tanda Hamil Anggur yang Sering Dirasakan, Termasuk Mual dan Muntah yang Parah
Ibu Hamil Tidak Boleh Duduk Terlalu Lama, Ini Risiko dan Solusi untuk Kehamilan Sehat
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR