Nakita.id - Bagi Moms yang telah berhenti menyusui selama beberapa bulan, pertanyaan apakah ASI bisa kembali diproduksi sering muncul, terutama jika ingin menyusui lagi karena berbagai alasan, seperti adopsi bayi atau memberikan ASI lagi setelah jeda.
Kondisi ini sebenarnya memungkinkan, dan prosesnya dikenal dengan istilah relaktasi. Relaktasi adalah upaya untuk mengembalikan produksi ASI yang telah berhenti.
Meskipun memerlukan usaha dan kesabaran, relaktasi bisa berhasil jika ibu konsisten dan mengikuti beberapa langkah berikut.
Ya, ASI bisa kembali diproduksi meskipun sudah berhenti menyusui selama beberapa bulan.
Produksi ASI diatur oleh hormon prolaktin dan oksitosin.
Stimulasi pada payudara melalui isapan bayi atau alat pompa dapat merangsang kembali hormon-hormon ini untuk memicu produksi ASI.
Namun, hasilnya dapat bervariasi pada setiap ibu, tergantung pada kondisi tubuh, usia bayi, dan seberapa lama ibu berhenti menyusui.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu ibu dalam proses relaktasi untuk mengembalikan ASI:
Menyusui Langsung atau Memompa ASI: Bayi perlu diletakkan di payudara secara rutin untuk merangsang kelenjar susu.
Jika bayi belum bisa menyusu langsung, ibu bisa menggunakan pompa ASI elektrik atau manual.
Memompa secara teratur, setiap 2-3 jam sekali, dapat membantu meningkatkan stimulasi dan produksi ASI.
Baca Juga: Mood Dapat Berpengaruh pada Tingkat Produksi ASI, Ini Cara Menjaga Mood yang Tepat
Kompresi Payudara: Saat menyusui atau memompa, lakukan kompresi payudara dengan pijatan lembut untuk membantu memperlancar aliran ASI.
Kontak langsung antara kulit ibu dan bayi (skin-to-skin) dapat meningkatkan hormon oksitosin, yang membantu memperlancar aliran ASI.
Cara ini juga menciptakan kedekatan emosional antara ibu dan bayi sehingga bayi lebih nyaman untuk menyusu.
Beberapa makanan dikenal sebagai laktagogum (makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI), seperti oatmeal, daun katuk, biji fenugreek, bayam, dan almond.
Mengonsumsi makanan bernutrisi serta menjaga asupan air minum yang cukup juga penting untuk mendukung produksi ASI.
Dehidrasi dapat mempengaruhi produksi ASI, maka ibu perlu minum setidaknya 8-10 gelas air per hari.
Selain itu, istirahat yang cukup dapat membantu tubuh ibu tetap bugar dan meningkatkan hormon prolaktin yang berperan dalam produksi ASI.
Kondisi psikologis ibu sangat memengaruhi produksi ASI.
Stres dan kecemasan dapat menghambat hormon oksitosin yang membantu aliran ASI.
Ibu bisa mencoba teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga untuk membantu mengurangi stres selama proses relaktasi.
SNS adalah alat bantu yang dapat digunakan saat bayi menyusu di payudara.
Baca Juga: Menyusui saat Perut Kosong karena Puasa, Apakah Menurunkan Pasokan ASI?
Alat ini memungkinkan bayi untuk tetap mendapatkan nutrisi tambahan (seperti susu formula) sembari menyusu di payudara.
Dengan alat ini, bayi tetap melakukan isapan yang membantu merangsang produksi ASI di payudara.
Konsultan laktasi atau dokter spesialis dapat memberikan bimbingan yang tepat tentang teknik menyusui atau perawatan yang mendukung proses relaktasi.
Jika diperlukan, mereka mungkin akan merekomendasikan suplemen atau terapi hormonal untuk membantu meningkatkan produksi ASI.
Proses relaktasi membutuhkan waktu yang berbeda untuk setiap ibu.
Dalam beberapa minggu, ibu mungkin sudah mulai merasakan peningkatan produksi ASI, namun bagi beberapa orang, bisa membutuhkan waktu beberapa bulan.
Kunci dari keberhasilan relaktasi adalah konsistensi dan kesabaran dalam melakukan stimulasi serta menerapkan metode yang disarankan.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya relaktasi meliputi:
Lama waktu jeda menyusui: Semakin lama berhenti menyusui, biasanya semakin sulit mengembalikan produksi ASI.
Frekuensi dan konsistensi stimulasi payudara: Semakin sering payudara dirangsang, semakin besar peluang produksi ASI akan kembali.
Kondisi fisik dan kesehatan ibu: Jika ibu sehat dan nutrisi tercukupi, peluang keberhasilan relaktasi biasanya lebih tinggi.
Baca Juga: Daftar 7 Manfaat Mengonsumsi Kol untuk Ibu Menyusui Secara Rutin
Usia bayi: Bayi yang lebih muda biasanya lebih mudah menyesuaikan diri kembali menyusu dibandingkan bayi yang lebih besar.
Produksi ASI memang bisa kembali meski sudah berhenti beberapa bulan melalui proses relaktasi.
Dengan stimulasi rutin, pola makan bergizi, manajemen stres, dan bimbingan dari profesional kesehatan, ibu dapat meningkatkan peluang keberhasilan relaktasi.
Proses ini membutuhkan kesabaran, dan hasilnya bisa berbeda-beda pada setiap individu.
Tetap berfokus pada upaya ini akan memberikan manfaat besar bagi ibu dan bayi dalam jangka panjang.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR