Setelah kelahiran, ASI menjadi sumber nutrisi utama bayi.
Ibu menyusui yang kekurangan nutrisi mungkin tidak dapat menghasilkan ASI berkualitas baik.
Kandungan ASI akan sangat bergantung pada pola makan ibu, terutama terkait kandungan lemak sehat, vitamin, dan mineral yang esensial untuk pertumbuhan bayi.
Jika ibu menyusui tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, ASI yang dihasilkan mungkin tidak memenuhi kebutuhan gizi bayi, yang dapat meningkatkan risiko stunting.
Ketika bayi mulai memasuki usia 6 bulan, pemberian MPASI menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi yang lebih besar.
Pemberian MPASI yang tidak cukup bernutrisi atau tidak beragam dapat menyebabkan kekurangan nutrisi penting seperti protein, lemak, dan zat besi.
Jika bayi sering diberi makanan yang kurang bernutrisi atau tidak seimbang, risiko stunting akan meningkat karena bayi tidak mendapatkan energi dan nutrisi yang cukup untuk tumbuh optimal.
Protein adalah komponen kunci dalam produksi hormon pertumbuhan, seperti insulin-like growth factor (IGF-1) yang berperan dalam pertumbuhan tulang dan jaringan.
Bayi atau anak yang mengalami kekurangan protein bisa mengalami penurunan produksi hormon pertumbuhan, sehingga menghambat pertumbuhan tinggi badan mereka.
Oleh karena itu, makanan yang kaya protein seperti ikan, telur, kacang-kacangan, dan daging tanpa lemak sangat penting dalam pencegahan stunting.
Di beberapa daerah, keterbatasan ekonomi membuat banyak keluarga tidak mampu menyediakan makanan bergizi untuk ibu hamil dan anak-anak mereka.
Baca Juga: Cara Mencegah Stunting Sejak Remaja: Langkah-langkah yang Perlu Diperhatikan
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR