Hal ini bisa memicu perasaan kehilangan identitas diri karena merasa bahwa hidup mereka hanya untuk keluarga.
Seiring berjalannya waktu, mereka mungkin merindukan masa-masa ketika bisa aktif berkarier atau mengejar hobi, tetapi merasa terjebak dengan tugas-tugas rumah tangga.
Tekanan untuk menjadi ibu, istri, dan pengatur rumah tangga yang sempurna dapat menjadi beban bagi ibu rumah tangga.
Tuntutan untuk selalu menjaga kebersihan rumah, mengurus anak dengan baik, dan membuat suami bahagia bisa menjadi beban yang berat.
Ditambah dengan perbandingan yang terjadi di media sosial, ibu rumah tangga seringkali merasa bahwa mereka harus selalu tampil sempurna, yang justru membuat mereka rentan terhadap depresi.
Pekerjaan rumah tangga tidak memiliki waktu selesai. Mulai dari pagi hingga malam, banyak ibu rumah tangga yang mengurus anak, membersihkan rumah, memasak, dan melakukan banyak tugas lainnya.
Aktivitas yang berulang-ulang ini bisa menyebabkan kelelahan fisik, dan jika tidak diimbangi dengan waktu istirahat yang cukup, mereka bisa mengalami kelelahan emosional yang menjadi salah satu penyebab depresi.
Penting bagi ibu rumah tangga untuk memiliki jaringan sosial yang mendukung, baik itu dari keluarga, teman, atau komunitas.
Dukungan sosial ini dapat memberikan kekuatan emosional saat sedang merasa tertekan.
Melibatkan pasangan dalam komunikasi yang lebih terbuka juga dapat membantu ibu rumah tangga merasa dihargai dan didengar.
Menyisihkan waktu untuk diri sendiri adalah langkah penting untuk mencegah kelelahan mental dan fisik.
Baca Juga: 7 Jenis Investasi Terbaik untuk Ibu Rumah Tangga, Tetap Cuan di Rumah
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR