Nakita.id - Minggu pagi (13/05/18) ledakan bom terjadi pada 3 gereja di kota Surabaya.
BACA JUGA: Terungkap, Terduga Pelaku dan Kronologi Bom Bunuh Diri Surabaya
Kejadian tersebut memakan korban luka-luka hingga lebih dari 40 orang dan 10 orang meninggal
Pada peristiwa tersebut, tak sedikit anak-anak yang juga menjadi korban dalam ledakan yang terjadi pagi hari tadi.
Khusus untuk anak-anak, selain luka fisik, luka psikis seperti Post-Traumatic Stress Disorder juga perlu diperhatikan.
Sebab, dalam beberapa kondisi efeknya tak kalah membahayakan dibandingkan dengan luka fisik. Bahkan dalam beberapa kasus bisa lebih buruk.
Ini dia beberapa gangguan stres pasca trauma akibat peristiwa traumatik:
1. Mimpi buruk
Anak yang mengalami trauma akan sesuatu hal akan mengalami mimpi buruk tentang peristiwa tersebut.
2. Menghindar
Seseorang yang memiliki trauma akan sebuah peristiwa, maka ia akan menghindari pemikiran, percakapan, orang, atau tempat yang berkaitan dengan peristiwa tersebut.
3. Berubahnya suasana hati
Seseorang akan mengalami perasaan yang berubah, mulai kehilangan semangat tentang masa depan, dan kehilangan minat dalam kegiatan sosial.
4. Reaksi yang belebihan
Mudah merasa kaget, sulit berkonsentrasi, terlalu waspada, meledak-ledak dan selalu terjaga.
Untuk menyembuhkan gangguan ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, karena gejala yang masing-masing individu berbeda.
Berikut beberapa terapi yang bisa diberikan :
1. Obat-obatan
Obat-obatan bisa digunakan untuk mengobati depresi dan mengendalikan emosi mereka.
Penggunaan obat-obatan ini dilakukan bersama dengan terapi untuk lebih efektif.
Namun obat-obatan ini memiliki efek samping terhadap pengkonsumsinya.
BACA JUGA: Nia Ramadhani Ungkap Rahasia Dapatkan Ardi Bakrie, Bukan Hanya Sekadar Cantik!
2. Psikoterapi
Konsultasi dengan psikolog untuk menyembuhkan trauma yang dialami.
Artikel ini pernah diterbitkan di intisari.grid.id dengan judul "Post-Traumatic Stress Disorder, Efek Tak Kasat Mata dari Korban Teror Bom yang Sering Menimpa Anak-anak".
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Source | : | intisari |
Penulis | : | Fita Nofiana |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR