Nakita.id - Masyarakat masih memendam duka mendalam akibat musibah bom bunuh diri di Surabaya.
BACA JUGA: Video Detik-detik Anak yang Dibonceng Terduga Pelaku Bom Polrestabes Diselamatkan Polisi
Terjadinya ledakan bom yang menyerang tiga gereja di Surabaya memakan 14 korban meninggal, dan 43 korban luka-luka.
Peristiwa yang terjadi di 3 gereja ini antara lain menyerang Gereja Santa Maria Tak Bercela, GKI di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna.
Korban yang awalnya akan berdoa di gereja bersama keluarganya justru harus terkena musibah yang sangat menyedihkan.
Lebih menyedihkan lagi, dua di antara 14 korban meninggal adalah kakak dan adik berusia 11 dan 8 tahun.
BACA JUGA: Tak Mencurigakan, Begini Kepribadian Keluarga Dita di Mata Tetangga
Menurut laporan Kapolri Jendral Tito Karnavian saat mengadakan press conference, ia mengungkapkan jika pelaku bom bunuh diri di 3 gereja di Surabaya satu Kartu Keluarga (KK).
Dita Supriyanto bersama istri dan empat anaknya melancarkan serangan bom di tiga gereja yang berada di Surabaya.
Mirisnya Dita dan sang istri Puji Kuswati, melibatkan anak-anaknya dalam aksi teror ledakan bom di 3 gereja di Surabaya.
Masyarakat menyoroti perilaku Puji Kuswati (43) yang melibatkan dirinya dan juga anak-anak yang besar kemungkinan tidak mengerti apa yang dilakukan bersama orangtuanya.
BACA JUGA: Bom Polrestabes Surabaya: Terduga Pelaku Bonceng Perempuan dan Anak
Kronologi awal, Dita yang menyerang GPPS di Jalan Arjuna menggunakan bom mobil, terlebih dahulu mengantarkan istri dan dua anak perempuannya bernama Fadhila Sari (12) dan Famela Rizqita (9) ke GKI di Jalan Diponegoro.
BACA JUGA: Sebelum Jadi Korban Bom di Surabaya, Evan Gandeng Tangan Adiknya
Sedangkan dua anaknya yang lain, yaitu Yusuf Fadhil (18) dan Firman Halim (16) meledakkan diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela menunggangi sepeda motor.
Aksi Puji bersama kedua anaknya sempat dihadang oleh salah seorang satpam di GKI Diponegoro.
Dilansir dari Tribunnews.com, menurut pengakuan saksi, Yesaya Bayang, satpam yang turut menjadi korban di GKI Diponegoro sempat menghadang dan bertanya kepada Puji, sayangnya Puji tak merespon dan justru mengajak anak-anaknya berjalan lebih cepat.
Tak lama setelah itu, bom meledak di sekitar parkiran motor yang ada di GKI Diponegoro.
Mengetahui ada keterlibatan ibu dan anak, banyak masyarakat yang bertanya siapa dan seperti apa sosok Puji Kuswati.
BACA JUGA: Diramal Hubungannya Tak Akan Langgeng, Nikita Mirzani Tak Diakui Menantu di Keluarga Dipo Latief?
Keluarga Dita dan Puji berperilaku seperti layaknya masyarakat biasa dalam kesehariannya.
Dita merupakan warga di Wisma Indah, Jalan Wonorejo Asri 11 Blok K/22, Surabaya.
BACA JUGA: Kakaknya Meninggal Akibat Ledakan Bom, Kaki Adik Evan Terpaksa Harus Diamputasi
Warga tak pernah menaruh curiga bahwa keluarga Dita adalah pelaku bom bunuh diri, dan merupakan salah satu jaringan teroris di Surabaya.
Dilansir dari Tribunnews, keluarga Puji sedikit tertutup.
Mereka cenderung tertutup, hidup di dalam rumah jika tak ada kegiatan keluar kampung.
"Rumah itu tidak ada tenggangganya yang pernah masuk. Dia kalau ke rumah saya, saya persilakan. Tapi dia tidak pernah (mengajak orang ke rumahnya)," tutur Adi salah seorang tetangga Adi.
Nakita.id berhasil menelusuri keseharian Puji melalui akun media sosial miliknya.
Terpantau, Puji terakhir menggunakan Facebook pada (7/10/2014).
Puji sering mengunggah kebersamaannya dengan keluarga dan juga keempat anaknya.
BACA JUGA: Kembali Libatkan Perempuan dan Anak-Anak, Ini Detik-detik Ledakan Bom di Polrestabes Surabaya
Selain kebersamaan dengan keluarga, Puji juga sempat mengunggah kebersamaan dengan rekan-rekannya.
BACA JUGA: Baby Sitter Ulang Tahun, Anang Ashanty Beri Kejutan dan Hadiah Manis
BACA JUGA: Video Detik-detik Anak yang Dibonceng Terduga Pelaku Bom Polrestabes Diselamatkan Polisi
Di beberapa unggahannya, Puji juga tampak bertegur sapa dan juga bersosialisasi bersama teman-temannya.
Terlihat sangat menyayangi keluarga dan juga aktif bersosialisasi, tak ada yang menyangka jika Puji tega mengajak anak-anaknya melakukan bom bunuh diri di GKI Diponegoro.
BACA JUGA: Bom Polrestabes Surabaya: Terduga Pelaku Bonceng Perempuan dan Anak
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Facebook,tribunnews.com,nakita.id |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR