Nakita.id - Meski baru mengenal siang dan malam, konsep waktu yang dikenal anak batita dapat digunakan sebagai sarana untuk mengajarinya disiplin waktu.
Ada beberapa cara mudah mengajarkan waktu kepada anak.
Misalnya saja, mengajaknya mandi pagi sambil melakukan aktivitas yang disenangi si batita ketika sinar matahari mulai terasa hangat.
Sore hari, ketika matahari sudah condong ke barat, orangtua perlu membiasakannya mandi sore. Misalnya, “Adek, tuh, matahari sudah ada di barat (sambil menunjuk arah barat), berarti Adek harus mandi ya.”
Sebetulnya mengajarkan konsep waktu pada batita dapat dilakukan dengan cara yang mudah.
Yang penting adalah menggunakan informasi yang mudah diterima anak.
Umumnya, anak baru sebatas mengenal pagi-siang-sore-malam.
Nama-nama hari mungkin saja hafal, tapi anak belum memahami bagaimana hari bisa berganti.
Oleh sebab itu yang dapat diajarkan barulah menggunakan konsep waktu berdasarkan pagi, siang, dan sore.
Berikut cara mengenalkan waktu:
1. Bisa ditangkap oleh indranya
Anak batita belajar sesuatu melalui kemampuan sensori motoriknya atau indranya.
Jadi buatlah pengenalan waktu lewat sesuatu yang nyata bagi anak dan mudah dipahami.
Contoh, identifikasikan waktu pagi, siang, sore, dan malam dengan sesuatu yang menjadi ciri khasnya.
Misalnya, kegiatan motorik di waktu pagi yaitu bangun tidur, jalan-jalan pagi, sarapan, siap-siap ke sekolah, dan sebagainya.
Sedangkan siang hari ketika ia harus makan buah, makan siang, kemudian tidur siang.
Sore hari ditandai dengan kegiatan bermain di luar rumah, main sepeda ke taman, mandi, lalu makan.
Secara sensori, waktu juga bisa diidentifikasi.
Contohnya, udara di pagi hari lebih dingin ketimbang di siang hari.
Lewat penerimaan konkret tersebut akan mudah bagi anak memahami waktu-waktu yang jaraknya relatif singkat yaitu, pagi, siang, sore, dan malam.
Saatnya malam ketika hari mulai gelap, di langit tampak bintang, anak harus masuk kamar tidur.
Semua ciri yang mengidentifikasi waktu tersebut harus dapat dilakukan dan dilihat oleh anak.
2. Gunakan gambar-gambar
Orangtua bisa membuat jam dinding kreatif dari gambar-gambar yang menunjukkan aktivitas anak yang ditempel di posisi jam tertentu.
Misalnya buatlah dua jam dinding untuk waktu siang dan malam.
Untuk jam siang, pada angka 7 bisa ditempel gambar anak mandi, pada angka 10 ada gambar anak bermain, pada angka 12 ada gambar anak sedang makan, dan seterusnya yang berkaitan dengan kebutuhan dan aktivitas si anak.
Meski anak belum paham makna angka yang tertera, jika dilakukan secara konsisten anak akan paham adanya pergeseran waktu yang ditunjukkan oleh jarum jam.
Lama kelamaan, ia akan terbiasa membaca waktu dengan pertolongan jam.
3. Gunakan lagu
Lagu yang berisi gambaran aktivitas secara berurutan ternyata ikut andil dalam mengenalkan berjalannya waktu kepada anak.
Misalnya, “Bangun tidur, kuterus mandi, tidak lupa menggosok gigi. Habis mandi kutolong ibu, membersihkan tempat tidurku.”
Ada juga pengenalan nama-nama hari lewat lagu. “Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu itu nama-nama hari.”
Mungkin anak baru sebatas mengenal nama aktivitas atau harinya.
Tapi tak apa, hal ini akan terekam dalam memorinya dan kelak anak akan mengetahui bahwa perjalanan hari, ada urutannya.
4. Menggunakan penanda
Bisa saja orangtua mengenalkan nama-nama hari dengan menempelkan warna-warna berbeda pada kalender.
Misalnya, hari Minggu diberi tanda dengan stiker warna kuning.
Ketika orangtua mengajak anak pergi ke rumah nenek di hari Minggu, katakan, hari Minggu itu yang warnanya kuning.
Cara ini pun bermanfaat untuk memantapkan pengetahuan anak soal warna.
5. Caranya menyenangkan
Apa pun cara pembelajaran mengenai konsep waktu ini, lakukan dengan cara yang menyenangkan bagi anak.
Hanya dalam rasa senanglah anak dapat menangkap dan mengendapkan informasi serta stimulasi yang diberikan.
Manfaatkan pula ajang pembelajaran ini untuk mengenalkan hal lainnya kepada si batita.
Bisa pengenalan angka atau lambang bilangan, pengenalan nama benda-benda angkasa, pengetahuan tentang hewan-hewan yang aktif di pagi, siang, atau malam hari, pengenalan warna, dan sebagainya.
Konsep waktu yang abstrak seperti nama-nama hari pun bisa dikenalkan lewat lagu atau kosakata yang dipakai sehari-hari agar telinga si kecil terbiasa mendengarnya, sehingga lambat laun ia dapat mengaitkannya dengan pergantian waktu.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
KOMENTAR