Nakita.id - Bermain susun balok berkaitan erat dengan kemampuan intelektual dan koordinasi motorik anak.
Di sini anak mengekspresikan gagasan yang ada dalam pikirannya, mengorganisasikan material yang ada serta berkonsentrasi membuat bangunan atau suatu kontruksi.
Karena jenis permainannya terstruktur, anak dapat mengembangkan berbagai aspek kecerdasan, seperti kognitif, spasial, sosial, dan emosi.
Bermain konstruksi seperti susun balok sudah bisa dikenalkan di usia batita.
Untuk anak di bawah usia 2 tahun, balok-balok berukuran besar membantunya menggenggam dan menyusun material dengan lebih mudah.
Jumlah balok yang mampu disusunnya pun masih sedikit serta berantakan di sana sini.
Bahkan mungkin, di bawah 2 tahun, anak baru mampu memegang dan membolak-balik baloknya.
Mereka belum paham betul konsep keteraturan, urutan, bentuk, maupun ukuran.
Menjelang usia 3 tahun barulah anak dapat diperkenalkan pada permainan susun balok ini.
Ia sudah paham konsep besar-kecil dan urutan, karena kemampuan belajarnya sudah semakin baik.
Dalam pikirannya sudah muncul ide akan diapakan balok-balok tersebut.
Dapat dikatakan, anak sudah bisa memaknai permainan ini, yang diperlihatkan dengan munculnya dorongan membangun “rumah”.
Ia akan menumpuk balok-balok yang ada sambil memerhatikan besar kecilnya, kesamaan warna, dan keseimbangan bangunan.
Bentuk paling sederhana adalah menara yang dibangun setinggi-tingginya.
Ketika membangun balok-balok yang ada, anak sebetulnya melakukan peniruan terhadap apa yang dilihatnya dalam kesehariannya ditambah imajinasi dan kreasinya sendiri.
Kemampuan setiap anak dalam membuat suatu konstruksi tentunya tidak sama, meski usia sama.
Hal ini bergantung pada kematangan motorik halus masing-masing dan stimulasi dari orangtua selama ini.
Ada banyak yang dipelajari anak dari permainan menyusun balok, yaitu:
1. Belajar mengenai konsep
Dalam bermain susun balok akan ditemukan beragam konsep seperti warna, bentuk, ukuran, dan keseimbangan.
Orangtua bisa mengenalkan konsep-konsep tersebut saat anak bermain susun balok.
2. Belajar mengembangkan imajinasi
Untuk membangun sesuatu tentunya diperlukan kemampuan anak dalam berimajinasi.
Imajinasi yang dituangkan dalam karya mengasah kreativitas anak dalam mencipta beragam bentuk.
3. Melatih kesabaran
Dalam menyusun balok satu demi satu agar terbentuk bangunan seperti dalam imajinasinya, tentu anak memerlukan kesabaran.
Berarti ia melatih dirinya sendiri untuk melakukan proses dari awal sampai akhir demi mencapai sesuatu.
Ia berlatih untuk menyelesaikan pekerjaannya.
4. Secara sosial anak belajar berbagi
Ketika bermain susun balok bersama teman, anak terlatih untuk berbagi.
Misalnya, jika si teman kekurangan balok tertentu, anak diminta untuk mau membagi balok yang dibutuhkan.
Perlahan tapi pasti, anak juga belajar untuk tidak saling berebut saat bermain.
5. Mengembangkan rasa percaya diri anak
Ketika anak bermain susun balok dan bisa membuat bangunan, tentu anak akan merasa puas dan gembira.
Pencapaian ini akan menumbuhkan rasa percaya diri akan kemampuannya.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
KOMENTAR