Nakita.id - Batita juga melakukan eksplorasi terhadap suara.
Ia bisa dengan tiba-tiba berteriak atau menjerit.
Ditambah, jika saat itu semua orang menoleh kepadanya, si batita akan merasakan sensasi yang membuatnya senang.
Jangan heran jika dia senang mengulang-ulangnya kembali.
Namun, bisa juga si batita berteriak-teriak karena kemampuan ekspresinya yang masih terbatas.
Saran:
Agar si kecil mau menurunkan level suaranya, tak perlu menanggapi tingkahnya dengan suara yang juga melengking.
Jika demikian, anak akan menganggap berteriak itu diperbolehkan.
Hal ini malah memperkuat perilaku yang kita anggap menjengkelkan tadi.
Lebih baik ajak anak untuk mengecilkan volume suaranya.
Pandanglah matanya dan bisikkan sesuatu pada anak guna menarik perhatiannya.
Karena penasaran, anak pun akan ikut berbisik atau bersuara pelan. “Nah, kalau bicaramu enak, tidak teriak-teriak, Ibu malah bisa jelas mendengar apa maumu,” begitu misalnya kata-kata yang kita bisikkan.
Namun ingat, karena anak-senang mengeksplorasi suaranya, biarkan saja hal itu ia lakukan selama sesuai dengan aturan.
Contohnya, berteriak boleh dilakukan pagi dan siang hari di luar rumah.
Alasannya, malam hari adalah waktunya orang beristirahat dan membutuhkan suasana tenang.
Berteriak dan menjerit di dalam rumah juga membuat bising, sehingga lebih baik dilakukan di luar.
KOMENTAR