Tabloid-Nakita.com - Siapa pun bisa memiliki peluang untuk melakukan kekerasan psikis pada anak (orangtua, teman, guru, keluarga ataupun pengasuh), baik secara sengaja maupun tidak. Kekerasan psikis cenderung tidak menimbulkan bekas kasat mata (yang terlihat) sehingga lebih sulit dideteksi.
Penyebab terjadi kekerasan psikis pada anak:
• Memang adanya intensi dari pelaku.
• Ketidaktahuan dari pelaku bahwa tindakan, seperti: terus menyalahkan anak, mengatakan anak bodoh, menjelek-jelekkan tersebut merupakan bentuk kekerasan psikis dan bisa berdampak buruk terhadap kesejahteraan psikologis anak.
• Adanya ketidakstabilan emosi, depresi, dan stres berlebihan, sehingga anak dijadikan tempat pelampiasan atau sasaran.
Dampak kekerasan Psikis Pada Anak:
Ketika anak dalam kondisi terancam, respons yang dapat terlihat langsung antara lain: menutup mata, telinga atau menutupi wajah, menunduk, menggigit bibir, diam terpaku, dan setelah itu dapat diikuti dengan ketakutan berlebihan; rasa marah, mengalami mimpi buruk, menjerit, menangis atau terlihat murung hingga perubahan perilaku yang ekstrem, misalnya menjadi sangat pendiam atau menjadi sangat agresif, hingga hilangnya rasa percaya diri.
Anak dengan kekerasan psikis yang berkelanjutan cenderung membuat dirinya merasa kurang berharga, merasa tidak aman, sulit membangun hubungan baik dan rasa percaya. Lebih buruk lagi, dapat berdampak pada terjadinya keterlambatan perkembangan, gangguan bicara, hingga kemunduran perkembangan, kecemasan berlebihan, dan terbentuknya konsep diri yang negatif.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
KOMENTAR