Nakita.id - Komunikasi merupakan bagian penting dari pendidikan yang diberikan orangtua pada anak.
Selain kasih sayang, Moms kerap mengucapkan kalimat yang bertujuan memotivasi dan mendidik anak untuk disiplin.
Namun, orangtua sebaiknya mempertimbangkan dengan baik karena apa yang kita ucapkan bisa berpengaruh terhadap perkembangan mental anak di masa mendatang.
Seorang terapis dan penulis buku The Calm Parent: AM & PM, Debbie Pincus menyebutkan bahwa kata-kata yang diucapkan orangtua bisa saja menyakiti dan tidak bisa ditarik kembali.
Dilansir dari laman Shine, kalimat berikut sebaiknya tidak dikatakan pada Si Kecil karena bisa berefek negatif terhadap psikologis anak.
BACA JUGA: Hindari Menceritakan 'Aib' Si Kecil, Ini Dampak Psikologisnya!
“Nanti ya ceritanya, Ibu sedang sibuk”
Di masa tumbuh kembangnya, anak kerap bercerita kepada orangtua meskipun ada saja yang terdengar aneh di mata orang dewasa.
Meskipun kadang-kadang orangtua sedang terlalu sibuk, berhati-hatilah Moms untuk berkata, “Nanti ya ceritanya, Ibu sedang sibuk!”.
Selain memotong komunikasi dengan anak, anak akan measa diabaikan oleh orangtuanya.
Untuk itu, saat berbicara dengan anak sebaiknya luangkan waktu untuk mendengarkan sehingga dapat meningkatkan komunikasi dengan buah hati.
BACA JUGA: Inilah Cara Tepat Mengatasi Gangguan Komunikasi Untuk Anak Autis
“Bersikaplah sesuai umurmu!”
Moms mungkin pernah dihadapkan pada kondisi dimana anak sudah berusia 7 tahun, namun tingkah polahnya seperti balita.
Jika Moms merasa kesal, ambillah napas dalam dan jangan terpancing emosi karena orangtua tentu memiliki jalan pikiran berbeda dengan anak.
“Ayo, minta maaf!”
Anak-anak usia prasekolah kerap berebut mainan dengan temannya, hingga salah satunya menangis.
Kalau sudah begitu, spontan Moms akan menyuruh anak untuk meminta maaf pada anak agar situasi bisa terkendali.
“Tapi memaksa seorang anak untuk meminta maaf tidak mengajarkan anak keterampilan sosial,” demikian penuturan Bill Corbett, seorang pendidik anak.
Anak-anak tidak secara otomatis memahami mengapa mereka harus meminta maaf, mereka melakukannya karena paksaan orangtua.
BACA JUGA: Penulis Buku Meminta Maaf Atas Dugaan Buku Balita Berkonten LGBT
Agar anak-anak memahami makna dari meminta maaf, penting bagi orangtua menjadi teladan bagi anak-anaknya.
Jangan ragu meminta maaf pada anak saat Moms melakukan kesalahan, sehingga anak akan melihat itu sebagai contoh yang baik.
“Apakah kamu mengerti?”
Saat sedang mengajarkan sesuatu pada Si Kecil, ada saatnya anak terlihat tidak mengerti akan arahan orangtua.
Kemudian, orangtua spontan akan berkata, "Apakah kamu mengerti?"
Menurut Jill Lauren, psikolog anak, pertanyaan ini bernada merendahkan dan membuat anak merasa tidak berguna.
Untuk itu, sebaiknya beristirahat sejenak sambil mencari cara lain untuk mengajari anak.
BACA JUGA: Ini Alasan Mengapa Anak Dinilai Efektif Terlibat dalam Aksi Terorisme Menurut KPAI
“Ibu tinggal ya…”
Saat menghadapi kondisi dimana anak merengek untuk minta dibelikan mainan dan menolak meninggalkan toko mainan, orangtua sering memberikan semacam ultimatum agar anak menurut.
Ahli keluarga, Debora Gilboa, menyarankan untuk tidak pernah mengatakan kalau Moms akan meninggalkan Si Kecil namun telusuri apa penyebab anak berpolah demikian.
Jika mereka masih menolak, katakan kepada anak perilaku tersebut tidak dapat diterima.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR