TabloidNakita.com - Bukan hanya terhadap si kembar, pada kakak-adik yang bukan kembar pun, tak jarang orang tua memperlakukan mereka secara seragam. Dari pakaian, sepatu, tas, hingga barang-barang lainnya. Tapi, orangtua baiknya jangan memperlakukan kakak adik dengan seragam. Sebab, tak semua kakak adik suka diperlakukan seragam atau sama seperti itu.
Baca: Bila Adik Gemar Pakai Barang Kakak
Bahkan, anak kembar pun tak ingin diperlakukan sama, karena masing-masing juga memiliki ciri khas sendiri. Orangtua kerap lupa bahwa anak kembar identik pun merupakan dua manusia berbeda. Jadi, orang tua juga harus menghargainya sebagai dua individu unik dan berbeda.
Penting dipahami, memperlakukan kakak adik dengan seragam akan menghambat proses kemandirian anak. Ingat, salah satu tugas perkembangan anak yang harus dilatih adalah sikap mandiri. Salah satunya diwujudkan dengan mengenal kebutuhan dan keinginannya sendiri, apa saja yang dia mau, dan hal-hal apa saja yang tak diinginkan. Jika anak selalu didikte oleh orang tua dengan penyamarataan selera, keinginan, maupun barang, maka anak akan merasa terpenjara karena keinginan dan kebutuhannya tak pernah didengar, apalagi dikabulkan.
Baca: Trik Mudah Mengatasi Persaingan Kakak Adik
Selain itu, memperlakukan kakak adik dengan seragam juga membuat anak jadi tak punya inisiatif untuk berbuat sesuatu, tak bisa mengungkapkan perasaan, keinginan, dan pendapat-pendapatnya tentang sesuatu. Bukan tak mungkin, dampak ini akan terbawa terus hingga dewasa.
Anak menjadi penurut sekali karena lingkungan keluarga membiasakannya demikian. Anak jenis ini biasanya akan sangat tergantung kepada orang tua, ia tak percaya diri jika harus memilih sesuatu. Kendati ada pula yang berubah jadi pemberontak setelah beranjak remaja. Ia tak mau diatur orang lain dan tumbuh menjadi pribadi yang mandiri. Ia juga memiliki identitas diri dan tak mau seenaknya diatur karena sudah bukan anak-anak lagi.
Baca: Kakak-Adik Senang Mengejek
Tak kalah penting, memperlakukan kakak adik dengan seragam juga menyebabkan sifat mubazir. Bukankah jika masing-masing anak memiliki sebuah mainan yang sama, maka akan jadi mubazir? Tapi jika barangnya berbeda, mereka bisa bermain atau saling meminjam dengan saling menukar mainan/barang masing-masing. Jadi, bisa dimanfaatkan sama-sama.
Memang, perlakuan sama terhadap anak tak selalu bersifat negatif. Dalam hal-hal tertentu ada juga dampak positifnya. Contoh, pemilihan sekolah yang sama bagi adik dan kakak. Dengan cara ini orang tua bisa mengatur waktu secara efisien, di samping tugas orangtua juga untuk memilih sekolah yang berkualitas. Jadi, jangan memperlakukan kakak adik dengan seragam.
Baca: Hadapi Kakak Adik yang Usianya Berdekatan
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Heni |
KOMENTAR