Menjelang waktu persalinan, imunisasi ini harus sudah lengkap. Karenanya, di masa hamil, imunisasi ini dilakukan di usia kehamilan 7 bulan, kemudian 8 bulan, dan dapat diulangi tiga tahun kemudian.
Setelah diimunisasi, ibu biasanya mengalami demam ringan meski sangat jarang terjadi, agak nyeri, dan sedikit bengkak pada daerah bekas suntikan.
Sesudah persalinan, ibu juga harus memastikan bahwa luka di vagina atau perutnya (akibat sesar) dalam keadaan bersih. Begitu pula tali pusat bayinya.
2. Influenza
Sebuah penelitian terhadap 340 ibu hamil di Bangladesh yang mendapatkan suntikan vaksin flu menunjukkan ibu-ibu tersebut memiliki bayi yang lebih tahan terhadap influenza.
Hanya ditemukan tiga kasus flu ketika usia bayi mereka masih di bawah enam bulan. “Padahal tidak pernah terbukti sebelumnya bahwa imunisasi terhadap ibu hamil memberikan keuntungan besar kepada bayinya.
Di Amerika, hanya 14% ibu hamil yang menjalani imunisasi ini. Angka ini terpaut tidak jauh dibandingkan di negara miskin dimana akses kesehatan terbatas.
Di banyak daerah, program ini telah banyak diberikan kepada ibu hamil termasuk suntikan antitetanus.
Mereka seharusnya menambahkan vaksin influenza,” ujar Mark Steinhoff, Profesor Pediatrik dari Johns Hopkins Universitiy, di Baltimore.
Hasil ini mendukung rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahwa ibu hamil seharusnya mendapatkan imunisasi influenza untuk melindungi dirinya dan calon anaknya.
Infeksi ini meningkat risikonya pada ibu hamil dan bayi yang kurang gizi.
Menurut sebuah laporan dalam jurnal medis di Inggris tahun 2005, rata-rata kematian akibat flu masih tinggi untuk bayi usia di bawah enam bulan.
Sedangkan di Indonesia, penyakit influenza sering dianggap biasa. Padahal bisa mengganggu kesehatan ibu dan janin.
KOMENTAR