Nakita.id - Selama kehamilannya perempuan penyandang diabetes alias diabetesi harus memantau kadar gula dalam darahnya, sebab seperti diketahui, kebutuhan insulin meningkat karena digunakan untuk dua orang, yakni ibu dan janinnya.
Jumlah insulin yang tidak mencukupi akan memicu kenaikan gula darah.
Bila selama ini diabetesi mengonsumsi obat oral, maka selama kehamilan akan diganti dengan insulin inject atau suntik insulin.
Insulin inject ini masih dibutuhkan hingga masa menyusui nanti, karena konsumsi obat oral bisa terbawa hingga ke ASI dan menyebabkan hipoglikemia pada bayi.
Jumlah insulin yang dibutuhkan sangat individual.
Ada diabetesi yang hanya perlu menyuntik insulin dua atau tiga kali sehari, tapi ada juga yang sampai empat kali, yakni sebelum sarapan, sebelum makan siang, sebelum makan malam dan satu kali insulin berdaya kerja sedang sebelum tidur agar dapat bertahan sepanjang malam.
Insulin harus disuntikan 15-30 menit sebelum waktu makan.
Insulin yang disuntikkan dengan selang waktu lebih dari 30 menit sebelum makan akan membuat kadar gula darah telanjur rendah sebelum makanan terserap, dan bisa menyebabkan hipoglikemia.
Sebaliknya bila disuntikkan kurang dari 15 menit sebelum makan, gula darah akan telanjur naik akibat asupan gula dari makanan sementara insulin belum bekerja.
Diabetesi tak perlu takut untuk menyuntikkan insulin, karena insulin cukup masuk ke jaringan lemak di bawah kulit, tak sampai ke pembuluh darah.
Yang harus diingat diabetesi tidak boleh menghentikan suntik insulinnya meski mengalami mual-muntah di pagi hari (morning sickness).
Kalau memang sulit sekali untuk makan, sebaiknya ganti dengan mengonsumi jus buah atau susu, supaya kadar gula darah seimbang dengan jumlah insulin yang masuk.
Yang juga harus diingat pada trimester dua, saat kondisi ibu hamil sudah "enak", biasanya nafsu makan akan meningkat.
Ini yang harus diwaspadai, bagaimanapun diabetesi harus selalu diet untuk menjaga kestabilan gula darahnya.
Jangan mentang-mentang sedang hamil maka semua makanan yang tersedia boleh dimakan.
Pikirkan dampaknya kalau tak bisa menjaga diet selama kehamilan.
Diabetesi juga sering buang air kecil sebagai akibat dari diabetesnya, sementara ibu hamil juga jadi sering kencing karena kandung kemih yang semakin tertekan kepala bayi.
Pastikan seringnya buang air kecil bukan karena naiknya kadar gula darah.
Pentingnya menjaga kadar gula darah ini sekaligus untuk menghilangkan rasa lemas akibat kurang energi.
Padahal kebutuhan energi ibu hamil justru semakin besar karena harus bisa menopang dua orang.
Gula darah yang tak terkontrol juga bisa menyebabkan hilangnya berat badan secara drastis dalam waktu singkat, ini jelas membahayakan ibu hamil dan janinnya.
Kondisi lain yang harus diwaspadai diabetesi selama kehamilan adalah kemungkinan terjadinya hipoglikemia, yakni turunnya kadar gula darah secara mendadak, yang ditandai dengan lemas, pusing, keringat dingin, dan seperti mau pingsan.
Bila hipoglikemia berlanjut tanpa pertolongan, ibu bisa mengalami koma dan tak terselamatkan. Kadang-kadang di akhir masa kehamilan, hipoglikemia bisa menyebabkan frekuensi denyut jantung bayi turun.
Namun, kondisi ini akan segera pulih setelah hipoglikemianya diterapi.
Bila diabetesi merasakan gejala hipoglikemia, segera atasi dengan minum minuman manis (air putih atau teh dicampur 2 sendok gula, madu atau sirop), ditambah 3-4 tablet glukosa yang akan menaikkan dengan cepat kadar gula darah yang turun.
Bisa juga ibu mengonsumsi 10 gram karbohidrat dari tepung seperti yang terdapat pada 1 iris roti, sepotong biskuit, atau semangkuk kecil sereal.
Bila diabetesi sering mengalami hipoglikemia segeralah kontrol ke dokter untuk mendapat penanganan.
Yang tak kalah penting jangan bepergian sendirian saat sudah hamil besar, supaya kalau terjadi hipoglikemia ada yang segera memberikan pertolongan.
Lakukan olahraga ringan sepanjang kehamilan, seperti jalan santai, mengikuti kelas senam hamil, dan banyak-banyaklah bergerak.
Aktivitas fisik bermanfaat untuk memperlancar peredaran darah, mempertahankan kadar gula dalam darah, sekaligus membantu diabetesi supaya tetap relaks.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
KOMENTAR