Tabloid-Nakita.com - Selama kehamilan berlangsung, Mama mungkin akan mengalami beberapa perubahan pada kesehatan gigi dan gusi. Meskipun begitu, banyak sekali mitos seputar kesehatan gigi dan pengaruhnya terhadap janin, yang rasanya perlu diluruskan.
Menurut Dr Andrew Prideaux, spesialis ortodontis yang berpraktik di Mosman, Sydney, Australia, mengatakan bahwa gusi berdarah dan gigi berlubang atau rusak merupakan masalah gigi selama kehamilan yang paling sering terjadi. Gusi berdarah biasanya disebabkan oleh perubahan hormon, sedangkan gigi rusak dipicu oleh pola makan yang kurang baik, seperti gemar makanan manis, atau ngemil malam-malam.
Baca: Perawatan Gigi Yang Tak Boleh Dilakukan Saat Hamil
Meskipun begitu, masalah gigi selama kehamilan bisa ditangani. Namun, menurut Prideaux, perawatan yang lebih kompleks sebaiknya ditunda dulu sampai setelah melahirkan, atau setidaknya dilakukan pada trimester kedua kehamilan. Hal ini tentunya menjawab beberapa mitos tentang perawatan gigi yang boleh dilakukan saat hamil.
* Mitos: Ibu hamil tidak boleh cabut gigi
Fakta: Bila gigi bermasalah sampai ibu tidak bisa makan, apakah harus ditunggu selama 9 bulan sampai bayinya lahir? Jika seperti itu bagaimana nanti asupan makan bagi janinnya? Jadi, kalau memang gigi begitu rusak dan tak bisa lagi dilakukan perawatan maka boleh dicabut. Memang ada plus dan minusnya. Gigi rusak yang tidak dicabut bisa menyebabkan peradangan. Kalaupun dicabut dapat memicu reaksi tubuh yang akan mengeluarkan hormon prostaglandin dan dapat memicu terjadinya kontraksi. Namun adanya kontraksi dapat diatasi dengan pemberian obat.
Baca: Penyebab Sakit Gigi Pada Mama Hamil
* Mitos: Ibu hamil tidak boleh merawat gusi
Fakta: Perawatan gusi boleh dilakukan oleh ibu hamil. Misal, pembersihan plak. Plak yang tidak dibersihkan menyimpan begitu banyak bakteri yang bisa menyebabkan radang gusi.
* Mitos: Ibu hamil tidak boleh pakai pasta gigi
Fakta: Jika ibu hamil hanya menggosok gigi dengan sikat gigi saja tanpa pasta gigi malah bisa melukai gusi. Pada ibu yang mengalami penciuman sensitif semasa hamil sehingga tak bisa menahan aroma pasta gigi yang terlalu kuat, bisa diatasi dengan memilih pasta gigi yang disukainya. Banyak tersedia pilihan pasta gigi yang ada.
Baca: Manfaat Mengonsumsi Kurma 4 Minggu Jelang Persalinan
* Mitos: Ibu hamil tidak boleh mengonsumsi antibiotik
Fakta: Pada kasus-kasus tertentu dimana ibu memerlukan penanganan dengan antibiotik, dokter umumnya akan meresepkan antibiotik (biasanya yang berdosis ringan) yang telah terbukti aman bagi janin.
* Mitos: Ibu hamil tidak boleh rontgen gigi
Fakta: Bila memang diperlukan rontgen gigi boleh dilakukan dan tidak membahayakan, asalkan hanya sebatas pada bagian rongga mulut saja. Contoh, rontgen untuk melihat kondisi gigi belakang dibutuhkan foto panoramic, maka boleh saja dilakukan dan disarankan menggunakan proteksi/apron.
Nah, itu tadi mitos tentang perawatan gigi saat hamil yang boleh dilakukan. Semoga kesehatan mulut dan gigi Mama selalu terjaga, ya.
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Ipoel |
KOMENTAR