Nakita.id - Menilik perkembangan bahasa anak, di usia prasekolah kemampuan bicara anak memang semakin baik.
Penguasaan kosakatanya sudah sangat luas.
Hal ini mendorong anak menjadi mudah bercerita dan berani mengungkapkan apa yang dialami atau diketahuinya.
Sampai-sampai, hal-hal kecil pun ikut diceritakan.
Jadi yang timbul malah kesan suka mengadu.
Di samping kemampuan bahasa yang meningkat, ada hal lain yang mendorong anak jadi gemar mengadu, yaitu:
1. Kebiasaan dalam keluarga
Ada orangtua yang memang membiasakan anak untuk bercerita apa pun kejadian baik yang dialaminya di rumah maupun di sekolah.
Cirinya, orangtua sering bertanya untuk memancing pembicaraan anak seperti, “Bagaimana tadi sewaktu Ibu bekerja?” atau “Bagaimana di sekolah tadi, apakah ada yang nakal?”
Adanya pola tanya jawab seperti ini membuat anak terbiasa untuk melaporkan peristiwa atau kejadian yang dialaminya, baik di rumah ataupun di sekolah, baik hal yang menyenangkan maupun yang tidak ditanya.
2. Penerimaan diri
Menurut pakar psikolog Kohlberg, ketika anak memasuki usia prasekolah, umumnya orangtua mulai menanamkan nilai-nilai baik dan buruk pada diri anaknya.
Konsekuensinya, anak berusaha membentuk citra diri terkait dengan apa yang boleh dan tidak boleh menurut kebiasaan lingkungannya itu.
Jadi, ketika anak mengadukan hal-hal negatif yang dilakukan orang lain atau membandingkan hal negatif orang lain dengan hal positif dirinya, maka anak berharap mendapatkan pembelaan, pujian, dan penerimaan positif dari orangtua atau orang lain di lingkungannya.
Dengan kata lain, anak berusaha mengonfirmasikan nilai-nilai atau aturan yang sudah dipunyainya kepada lingkungan.
3. Cari perhatian
Bila si anak kerap kali mengadu pada orangtua atau gurunya.
Misal, “Bu, Simon, enggak mau duduk nih” atau “Bu, pensil gambarku diambil Ari,” hal ini merupakan salah satu cara anak untuk mendapatkan perhatian dari orangtua atau gurunya.
Karena dengan mengadu, orangtua maupun guru akan menanggapi pengaduannya tersebut dengan membela dirinya dan menegur teman si anak.
4. Memanipulasi keadaan
Bisa juga anak mengadukan orang lain atas sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Misal, kakak dilaporkan mengambil krayon miliknya, padahal menurut si kakak dia sudah mengatakan hanya ingin meminjam.
Si kecil melakukan ini dengan harapan orangtuanya akan memberi konsekuensi negatif pada si kakak, sedangkan dirinya mendapat perhatian positif.
Pengaduan seperti ini hendaknya dicermati pula oleh orangtua dan perlu disikapi dengan bijak agar sikap manipulatif ini tidak berlanjut.
5. Ingin dibantu
Sering mengadu dapat pula terjadi bila si prasekolah belum dibekali kemampuan mengatasi masalah dan berharap orang lain dapat menyelesaikan untuk dirinya.
Contohnya, mengadukan kakak yang tidak mau memberi pinjam mainan.
Anak berharap ibu atau ayahnya akan turun tangan, paling tidak menegur kakak agar mau meminjamkan mainannya.
6. Meniru
Anak sering mengadu karena adanya proses peniruan dari lingkungan sekitarnya.
Kalau ayah sering mengadu pada ibu soal atasan di kantor, atau ibu mengadukan sikap tetangga di seberang rumah, atau anak melihat bagaimana temannya yang sering mengadu direspons oleh gurunya, maka tak heran ia pun jadi ikut-ikutan suka mengadu.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
KOMENTAR