Hal ini terjadi karena menurut tahapan perkembangannya memang di usia ini anak cenderung egosentris, dimana segala sesuatu harus didasarkan atas keinginannya.
Dari pemaparan di atas, kita dapat menyimpulkan, teman imajiner hadir untuk memenuhi kebutuhan si kecil dalam mengekspresikan emosi yang dirasakan.
Tak heran, teman khayal kadang dapat berperan sebagai sosok yang disalahkan atau alter ego.
Misal, anak menggunakan teman imajinernya sebagai tersangka atas mainannya yang hilang.
Selain itu, teman imajiner juga berfungsi sebagai teman bermain yang menyenangkan. Ini karena anak cenderung menciptakan teman imajiner dengan karakteristik yang disukainya.
KOMENTAR