Untuk lebih meyakinkan, orangtua dapat berkonsultasi dengan psikolog atau terapis.
Setelah didiagnosis dyspraxia, anak wajib melakukan serangkaian terapi seperti sensori integrasi, terapi okupasi, dan atau terapi wicara.
Lamanya terapi sangat bergantung pada sejauh mana keterlambatan dan tingkat keparahan yang terjadi.
Selain pada kualitas dan kuantitas terapi yang diberikan.
Jika keterlambatan perkembangan yang muncul hanya sedikit, maka dengan kualitas terapi yang bagus dan intensitas pertemuan 2x seminggu, maka dalam waktu 3--6 bulan sudah mampu mengembalikan tingkat perkembangannya di usia yang seharusnya.
Yang jelas, gangguan dyspraxia tidak dapat disembuhkan dan akan terus ada hingga anak dewasa.
Meski begitu, dengan serangkaian terapi yang dilakukan sejak dini, berbagai kesulitan dan kekurangan anak dapat diminimalisasi, sehingga anak dapat menjalani hidupnya dengan normal.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
KOMENTAR