Nakita.id - Setiap orang pada dasarnya memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri (self control).
Namun kemampuan ini sering tidak dikembangkan dengan maksimal sehingga sejak kecil sehingga seseorang tumbuh menjadi pribadi yang sulit mengontrol diri sendiri.
BACA JUGA: Riset : Diet Rendah Lemak Dapat Menurunkan Risiko Kematian dari Kanker Payudara
Cara terbaik untuk mengembangkan kemampuan self control pada anak sejak dini adalah dengan memberi mereka kesempatan untuk mengendalikan kebutuhan fisik mereka sendiri.
Saat anak masih kecil, orangtua belum sepenuhnya percaya bahwa mereka mampu menentukan sendiri kebutuhan fisik mereka, karena orangtua mengklaim dirinya paling tahu yang terbaik untuk anak.
BACA JUGA: Catat! Ini Lama Waktu Suhu Panas Mobil yang Berbahaya Untuk Anak
Padahal, anak pun sudah harus dibiasakan untuk mengenali dan mengontrol dirinya sendiri.
Dengan belajar mengendalikan diri, anak-anak dapat membuat keputusan yang tepat dan menanggapi situasi yang menekan dengan cara yang dapat menghasilkan hasil yang positif.
Misalnya, jika Moms mengatakan bahwa tidak menyajikan es krim sampai setelah makan malam, Si Kecil mungkin menangis, memohon, atau bahkan berteriak dengan harapan Moms akan menyerah.
BACA JUGA: Bukan Kaktus, Tanaman Ini Bisa Tak Disiram Selama Berhari-hari!
Tetapi dengan pengendalian diri, Si Kecil dapat memahami, temperamen tantrum berarti Moms akan mengambil es krim untuk selamanya dan itu lebih bijaksana menunggu dengan sabar.
Berikut ini beberapa saran tentang cara membantu Si Kecil belajar mengendalikan perilaku mereka:
BACA JUGA: Ini 5 Zodiak yang Selalu Optimis dan Ceria, Mungkin Moms Salah Satunya!
Hingga Usia 2
Bayi dan balita merasa frustrasi dengan kesenjangan besar antara hal-hal yang ingin mereka lakukan dan apa yang bisa mereka lakukan.
Mereka sering merespons dengan amarah yang meluap-luap.
Cobalah untuk mencegah ledakan atau tantrum dengan mengalihkan perhatian Si Kecil dengan mainan atau aktivitas lainnya.
BACA JUGA: Usir Semut Dengan 10 Bahan Dapur Ini, Dijamin Enggan Datang Lagi!
Untuk anak-anak yang mencapai usia 2 tahun, bicaralah dengan mereka untuk menunjukkan konsekuensi dari amarahnya.
Lalu ajarkan bahwa lebih baik untuk meluangkan waktu sendirian daripada membuat ulah.
Usia 3 hingga 5 tahun
Moms dapat terus menggunakan timeout, tetapi daripada menetapkan batas waktu tertentu, mengakhiri timeout setelah Si Kecil tenang.
Ini membantunya meningkatkan rasa kontrol diri mereka.
BACA JUGA: Luna Maya Unggah Foto Masa Kecil, Tomboy dan Mirip Anaknya Artis Ini
Dan pujilah mereka karena tidak kehilangan kontrol dalam situasi yang membuat frustrasi atau sulit.
Usia 6 hingga 9 tahun
Ketika Si Kecil memasuki sekolah, mereka lebih mampu memahami gagasan konsekuensi, mereka juga sudah dapat memilih perilaku yang baik atau buruk.
BACA JUGA: Alami Kecemasan dan Depresi? Ini 7 Makanan yang Harus Dihindari
Ini dapat membantu Si Kecil membayangkan tanda berhenti yang harus dipatuhi dan memikirkan situasi sebelum merespons.
Ia terdorong untuk menghentikan situasi yang membuat frustasi selama beberapa menit.
Lalu, pujilah ketika mereka tenang dan mendinginkan diri, mereka akan pengendalian itu lagi nantinya.
Bagaimana jika Si Kecil kehilangan kontrol?
Sesulit apa pun, tahan dorongan untuk berteriak ketika Moms sedang mendisiplinkan Si Kecil.
Sebaiknya, bersikaplah tegas dan menyelesaikan masalah sesuai fakta.
Selama Si Kecil marah, sedih dan tak bisa mengontrol dirinya, tetaplah tenang dan jelaskan bahwa berteriak, membuat ulah, dan membanting pintu ialah perilaku yang tidak baik.
Jelaskan bila perilaku itu memiliki konsekuensi, dan katakanlah apa konsekuensinya.
BACA JUGA: Suka Ngemil di Malam Hari, Benarkah Tanda Adanya Gangguan Mental?
Tindakan Moms akan menunjukkan, tantrum tidak akan membuatnya berada di atas angin.
Misalnya, jika Si Kecil kesal di supermarket setelah Moms menjelaskan mengapa tidak mengizinkan untuk membeli permen, jangan menyerah - dengan demikian menunjukkan bahwa amarah itu tidak dapat diterima dan tidak efektif.
BACA JUGA: Trik Menghadapi Pasangan yang Saking Hematnya Jadi Terlihat Pelit!
Juga, pertimbangkan untuk berbicara dengan guru Si Kecil tentang pengaturan ruang kelas dan ekspektasi perilaku yang sesuai.
Tanyakan apakah pemecahan masalah diajarkan atau didemonstrasikan di sekolah.
So, Moms, membantu Si Kecil belajar mengendalikan diri, harus diiringi dengan kesabaran, dan konsisten.
Agar Si Kecil pun dapat mencontoh sikap itu saat belajar mengendalikan dirinya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | baby center |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR