Nakita.id - Lama menikah, dan belum juga dikaruniai momongan? Setelah menjalani terapi kehamilan dan belum juga menunjukkan hasil, Ayah Ibu mungkin akan disarankan dokter untuk menjalani program bayi tabung. Program ini dirasa cukup menjanjikan, meskipun tingkat keberhasilannya tidak 100 persen. Selain itu, biayanya yang cukup mahal juga membutuhkan pertimbangan tersendiri agar tidak kecewa jika nantinya gagal.
Baca: 5 Rumah Sakit Penyedia Program Bayi Tabung Murah
Sebelum memutuskan untuk mengikuti program bayi tabung, sebaiknya Ibu mencari keterangan selengkap-lengkapnya dan sejelas-jelasnya. Jangan sampai, Ayah Ibu komplain lantaran program yang awalnya seharga Rp20 juta, tapi setelah dijalani kok malah meningkat jadi Rp50 juta, misalnya. Kenapa sih, biaya program bayi tabung mahal?
Satu hal yang perlu diketahui, dari harga total program bayi tabung, maka 2/3-nya terpakai untuk obat-obatan stimulasi yang masih impor. Sedangkan 1/3 sampai 1/2-nya digunakan untuk media kultur, laboratorium, pemeriksaan, USG, transfer embrio, dan lainnya. Contoh, jika program bayi tabung yang diikuti membutuhkan biaya sebesar Rp70 juta, maka yang Rp50 juta akan terpakai untuk obat stimulasi.
Baca: Biaya Bayi Tabung Hanya 2 Juta Rupiah
Semakin mahal harga paket, makin besar kesempatan kita mendapatkan telur yang lebih banyak. Namun, pengalaman Klinik Family Fertility Center (FFC) dari RS Family Pluit, Jakarta, sejak melakukan pelayanan bayi tabung dari 1988, selain kuantitas (jumlah) sel telur, yang juga penting adalah kualitas sel telur itu sendiri.
Dengan kata lain, walau sel telur sedikit didapat, namun bila kualitasnya bagus, dapat memberikan hasil kehamilan yang baik. Sebaliknya, walau sel telur didapat banyak, tapi jika kualitas tidak bagus, tentu akan menurun kan keberhasilan hamil.
Baca: Peluang Keberhasilan Program Bayi Tabung
“Jadi, untuk program bayi tabung itu sendiri sebenarnya bukan bagaimana bayi tabung berbiaya rendah, namun bagaimana bisa hamil dengan biaya bayi tabung yang serendah mungkin,” ujar dr. Malvin Emeraldi, SpOG, dari Klinik FCC.
Yang jelas, walaupun program bayi tabung di Indonesia sekarang sudah jauh lebih murah, tapi bukan berarti murahan, asal-asalan, juga menggampangkan. Pasalnya, untuk bisa mendirikan sebuah klinik bayi tabung harus diakreditasi terlebih dahulu oleh perkumpulan Fertilisasi in Vitro Indonesia (PERFITRI), juga oleh Depkes RI sehingga tidak ada masalah dengan kualitas para dokternya, juga sarana, parasana, dan peralatan, serta obat-obatan yang digunakan.
Baca: Mengenal Program Bayi Tabung, Langkah Demi Langkah
Jadi, itulah penyebab program bayi tabung mahal. Ngomong-ngomong, menjalani program bayi tabung di Indonesia masih lebih murah, lo, bila dibandingkan di negara-negara Asia lainnya. Apalagi jika ditambah dengan biaya transpor dan akomodasi lainnya selama melakukan program di luar negeri. Jadi? Tak perlulah sampai ke negeri orang hanya untuk mengikuti program bayi tabung.
Narasumber:
Dr. Aryando Pradana, SpOG, Klinik Morula IVF, RSIA Bunda, Jakarta
Dr. Hartanto Bayuaji, SpOG(K), RSUP dr. Hasan Sadikin, Bandung
Dr. Malvin Emeraldi, SpOG, Klinik Family Fertility Center Pluit, Jakarta
(Gazali/Irfan)
Masih Banyak yang Keliru, Begini Cara Tepat Melakukan Toilet Training pada Anak
Penulis | : | Faras Handayani |
Editor | : | Dini |
KOMENTAR