Nakita.id - Moms, tangisan pada anak memang wajar.
Namun bukan berarti Moms lantas mengabaikannya ya.
Sebab bisa jadi hal itu merupakan salah satu tanda penyakit yang cukup berbahaya.
Seperti yang dialami oleh Moms Blogger, Cindy Charlotta.
BACA JUGA: 7 Hal Menakjubkan Tentang Bayi di Bulan Juni, Akan Buat Moms Tersenyum
Beberapa waktu lalu, Cindy mengaku bingung setelah mendapati Si Kecil Naura anak kedua nya menangis menjerit setiap malam selama 3 hari berturut-turut.
"Buat yang semalem baca instastory ku pasti udah tau soal Naura yang semacam kena Night Terror/Kolik/Unknow Attack itu lah pokoknya," tulis Cindy dalam salah satu unggahannya, Rabu (6/6).
Tidak hanya menangis, Naura juga mengamuk dan menggeliat parah.
Setelah mendapat pemeriksaan dokter, Naura ternyata bukan mengalami Night Terror/Kolik/Unknow Attack seperti yang diduga Cindy sebelumnya.
Si Kecil Naura ternyata mengalami Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) akibat intoleran dengan susu sapi.
BACA JUGA: Kenali Pilihan Rumah Sakit BPJS Untuk Operasi Retina, Moms Bisa Hemat Puluhan Juta
Sebelum membawa ke dokter, Cindy telah mengambil video saat Naura menangis menjerit di pagi hari.
Video itu kemudian diberikan Cindy kepada DSA-nya (Dokter Spesialis Anak) untuk dianalisa.
"Aku sempet videoin waktu adik nangis kejer untuk dianalisa dokter, karena kalau siang gitu ga pernah kambuh sama sekali," ujar Cindy.
Setelah video tersebut di analisa, dokter pun langsung menemukan penyebab tangisan tak bisa yang dialami Naura selama beberapa hari ke belakang.
"Saat analisa yang langsung di diagnosa sama si dokter adalah posisi badan Naura yang melengkung ke belakang. Itu ciri khas reflux atau bahasa Inggrisnya Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)," ungkap Cindy.
Si Kecil Naura yang masih berusia 1 tahun ternyata intoleransi dengan susu sapi.
BACA JUGA: Mudik Pakai Mobil? Perhatikan 6 Hal Ini Saat Bawa Bayi Usia 1 Tahun
"Naura itu baru kenal susu sapi baru kurang lebih 2 bulan dan memang kalau based on my notes dia sering nangis kejer di dua bulan terakhir," ujar Cindy.
"Di bayangan ku waktu pertama kali kenalin susu sapi kalau alergi pasti badannya merah, ruam, luka yang sampai berdarah gitu kaya biasanya dia kalau kambuh.Bukan menagis jejeritan,"
"Jadi ini bisa jadi pelajaran juga sih bu ibukm kalau alergi tuh bisa jadi serius dan reaksinya memang banyak banget," lanjutnya.
Setelah mengetahui sang anak intoleran terhadap susu sapi, Cindy dan DSA nya pun mengambil langkah berikut ini.
BACA JUGA: Salah Langkah Atasi Gatal Saat Hamil Picu Cacat Bayi dan Kelahiran Prematur
Mengeliminasi susu sapi dan olahannya
Setelah mengetahui Naura intoleran terhadap susu sapi, Cindy mengaku mengeliminasi total susu sapi dan produk olahannya seperti pasta, biskuit, yoghurt.
Cindy akan melakukan ini selama kurang lebih 2-4 Minggu atau n 4-8 Minggu.
"Nanti kalau berhasil 2-4 minggu ini tanpa susu sapi dan produk olahannya dia (Naura) ga kambuh, aku harus lanjutkan sampai 2 atau 3 tahun baru bisa diperkenalkan lagi sama si susu sapi.
Amannya diatas 3 tahun sih karena biasanya setelah 3 tahun sebagian besar anak diatas 80% mulai toleransi. Case nya jarang sekali alergi susu sapi itu menetap sampai 5 tahun," jelasnya.
Pemberian obat
Sembari mengeliminasi susu sapi dan olahannya, Cindy tetap memberikan Naura obat asam lambung.
"Anaknya tetap dikasih obat untuk menetralkan asam lambung dimulai yang paling rendah, Ranitidine Ranivel . Nah itu juga obat yang dikasih ke kakak Naaya dulu sih.
Ada tambahan Lacto-B probiotic untuk mengurangi reflux adik Naura. Lacto B ini masih sering aku kasih ke kakak Naaya juga kadang," tutupnya.
BACA JUGA: Terungkap! Ini Potret Rahasia Song Joong Ki Saat Menembak Song Hye Kyo
Source | : | |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR