Nakita.id - Di tengah perayaan hari raya yang dihadiri sanak saudara dan handaitaulan, kehadiran seorang bayi pastilah akan menarik perhatian.
Setiap orang ingin menggendong, mencium dan membelainya. "Sebenarnya boleh enggak ya, Si Kecil dikerubuti banyak orang seperti itu?"
"Mau melarang takutnya disangka sombong. Padahal kalau diperbolehkan bisa-bisa bayi saya berestafet dari satu orang ke orang lain, dan akhirnya anakku jadi rewel. Bingung deh!"
BACA JUGA: Tak Sungkan, Nagita Slavina Berbagi Makanan Satu Piring Dengan Asisten
Lantas bagaimana menyikapi kondisi ini?
"Boleh-boleh saja kok bayi bertemu banyak orang di hari Lebaran. Malah tidak sedikit lo, manfaatnya," ungkap Yanesthi Hardini, S.Psi.
Ketika bayi diajak bertemu banyak orang, secara tidak sadar sebenarnya orang tua sedang mengajarkan social skill kepadanya.
"Gampangnya, social skill adalah kemampuan manusia untuk bisa berhubungan atau bergaul secara baik dengan orang lain." Papar psikolog ini saat diwawancara Nakita.
Kemampuan seperti ini harus dikembangkan sejak dini karena bagaimanapun pintar dan berbakatnya seorang anak, kebahagiaan dan kesuksesannya di masa depan akan sangat tergantung pada bagaimana ia bisa bersosialisasi.
Keterampilan bersosialisasi tentu tidak bisa diberikan dalam sekali pengajaran, melainkan butuh banyak pengulangan dan pengembangan metode dari orang tua.
BACA JUGA: Sederhana Namun Elegan, Begini Maternity Photoshoot Rini Yulianti
Lebaran boleh dibilang merupakan salah satu momen yang menguntungkan, karena di hari itu anak bisa belajar dan melihat langsung bagaimana cara berhubungan dengan orang lain.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR