Nakita.id - Di tengah perayaan hari raya yang dihadiri sanak saudara dan handaitaulan, kehadiran seorang bayi pastilah akan menarik perhatian.
Setiap orang ingin menggendong, mencium dan membelainya. "Sebenarnya boleh enggak ya, Si Kecil dikerubuti banyak orang seperti itu?"
"Mau melarang takutnya disangka sombong. Padahal kalau diperbolehkan bisa-bisa bayi saya berestafet dari satu orang ke orang lain, dan akhirnya anakku jadi rewel. Bingung deh!"
BACA JUGA: Tak Sungkan, Nagita Slavina Berbagi Makanan Satu Piring Dengan Asisten
Lantas bagaimana menyikapi kondisi ini?
"Boleh-boleh saja kok bayi bertemu banyak orang di hari Lebaran. Malah tidak sedikit lo, manfaatnya," ungkap Yanesthi Hardini, S.Psi.
Ketika bayi diajak bertemu banyak orang, secara tidak sadar sebenarnya orang tua sedang mengajarkan social skill kepadanya.
"Gampangnya, social skill adalah kemampuan manusia untuk bisa berhubungan atau bergaul secara baik dengan orang lain." Papar psikolog ini saat diwawancara Nakita.
Kemampuan seperti ini harus dikembangkan sejak dini karena bagaimanapun pintar dan berbakatnya seorang anak, kebahagiaan dan kesuksesannya di masa depan akan sangat tergantung pada bagaimana ia bisa bersosialisasi.
Keterampilan bersosialisasi tentu tidak bisa diberikan dalam sekali pengajaran, melainkan butuh banyak pengulangan dan pengembangan metode dari orang tua.
BACA JUGA: Sederhana Namun Elegan, Begini Maternity Photoshoot Rini Yulianti
Lebaran boleh dibilang merupakan salah satu momen yang menguntungkan, karena di hari itu anak bisa belajar dan melihat langsung bagaimana cara berhubungan dengan orang lain.
Sesuai dengan usia dan tingkat pemahamannya, anak bisa melihat bagaimana orang tuanya menjalin hubungan dengan banyak orang.
Secara teori diistilahkan, orang tua tampil sebagai model untuk anak.
Sekaligus bayi bisa melihat bagaimana orang lain menjalin hubungan dengan orang tuanya, juga dengan dirinya.
"Jadi, manfaatnya tidak sekadar membuat senang kerabat saja karena kehadiran bayi yang menggemaskan dan keberadaannya sebagai anggota keluarga baru," ujarnya.
Secara konkret ada beberapa keuntungan lain jika memanfaatkan momen Lebaran:
Merasakan kegembiraan
Bayi bisa berkenalan dengan anak lain yang seusia atau kerabat lain yang lebih tua.
Saat berkumpul dengan anak lain, ia bisa melihat dan belajar langsung cara bersosialisasi dengan orang lain.
Kalau si bayi masih sangat kecil, gendonglah untuk memperlihatkan apa yang dilakukan anak-anak lain.
Jika suasananya menyenangkan, maka bayi pun bisa ikut merasakan nuansa kegembiraan dan kebahagiaan yang ada di sekelilingnya.
Kalau si kecil sudah bisa merangkak atau berjalan, orang tua bisa menemaninya bermain dengan anak-anak lain.
Mengenalkan nuansa keagamaan
Mengenalkan agama pada anak adalah salah satu tugas orang tua yang cukup berat dan tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.
Butuh proses panjang yang sudah bisa dimulai sejak anak masih berusia bayi.
BACA JUGA: Kini Sukses Bergelimang Harta, Tak Disangka Sederet Seleb Ini Dulunya ART
Momen Lebaran bisa dimanfaatkan orang tua untuk mulai memperlihatkan pada anak bagian dari ritual keagamaan yang dijalaninya.
Memang sih manfaatnya tidak akan langsung terasa, karena bayi belum memahami sepenuhnya apa arti bermaaf-maafan dan sebagainya saat bertemu banyak orang.
Setidaknya, orang tua bisa memperkenalkan nuansa keagamaan pada anak, dan anak pun akan bisa merasakan sendiri perbedaan antara suasana Lebaran dengan suasana sehari-hari.
Memperkenalkan keluarga besar
Kalau selama ini anak hanya tahu bahwa ia adalah bagian dari kehidupan ayah dan ibunya, maka dengan momen Lebaran, orang tua bisa memperkenalkan bahwa banyak sekali keluarga atau orang yang melingkupi kehidupannya.
BACA JUGA: Beranjak Remaja, Kecantikan Putri Ariel Curi Perhatian, Ini Potretnya
Apalagi bila selama ini si kecil tidak sering bertemu dengan kakek, nenek, om, tante, dan sebagainya, maka di momen Lebaran ia bisa bertemu lagi dan berinteraksi dengan mereka.
Orang tua memang tidak bisa mengharapkan bayinya mengenal langsung lingkaran keluarga besar.
Namun, yang pasti, ini adalah salah satu langkah konkret yang bisa dilakukan untuk mendekatkan anak pada keluarga besar.
Menumbuhkan afeksi
Ketika bertemu dengan banyak orang, apalagi bertemu dengan keluarga besar, banyak sekali bentuk afeksi atau perhatian yang diterima si kecil.
BACA JUGA: Ini 5 Aplikasi Wajib Agar Mudik Lancar dan Nyaman, Moms Sudah Unduh?
Ia juga akan memberikan afeksi dan perhatiannya kepada orang-orang yang berebut mendekatinya dengan caranya sendiri.
Entah itu dengan tertawa, menangis, bersikap malu-malu dan sebagainya.
Belajar bahasa
Tak kalah penting, dengan bertemu banyak orang, anak akan terpacu untuk belajar bahasa dan bicara.
Anak akan menemukan/mengenal banyak sekali kosakata baru.
Orang tua tidak boleh lupa bahwa ketika anak belajar bahasa, ia tidak hanya belajar berbicara melainkan juga belajar berkomunikasi melalui bahasa tubuh, ekspresi wajah, bahasa isyarat, melambaikan tangan, dan sebagainya.
BACA JUGA: Ucapkan Selamat Tinggal Pada Yahoo Messenger! Ini Aplikasi yang Akan Menggantikannya
Ketika ia bertemu dan berkumpul dengan banyak orang dalam suasana Lebaran, setidaknya anak akan belajar 2 jenis bahasa ini secara langsung.
Memang sih, mengingat usianya yang masih amat muda, mustahil anak langsung menunjukkan hasil belajarnya.
Ia akan menyimpan dulu pengalamannya dalam memori dan seiring dengan perkembangannya nanti, kemampuan tersebut akan dikeluarkannya.
BACA JUGA: Kedua Anaknya Saling Sayang, Ini yang Dilakukan Titi Kamal Pada Mereka
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR