Jadi, tukas Indra, pada kondisi hamil, yang dipermasalahkan biasanya bukanlah naik turunnya tekanan darah, melainkan peluang terjadinya lonjakan tekanan darah abnormal di atas 140/90.
Ketidaknormalan tekanan darah ini bisa berlanjut dengan munculnya keracunan kehamilan/preeklamsia.
BACA JUGA: Anak Tidak Boleh Naik Pesawat Maskapai Indonesia Karena Autis, Ibu Ini Minta Pertolongan Warganet
Kalau sudah terkena preeklamsia, tegas Indra, ibu hamil harus mendapat penanganan saksama.
Bila tidak, ditakutkan akan berlanjut menjadi eklamsia yang bisa menyebabkan kematian pada ibu maupun janinnya.
Penanganan pertama yang dilakukan dokter terhadap ibu hamil yang tekanan darahnya abnormal adalah mencari faktor pencetus ketidaknormalan tekanan darah tersebut.
Sedangkan tekanan darah yang tinggi saat hamil bisa jadi karena si ibu mempunyai "bakat" tekanan darah tinggi.
Kasus seperti ini disebut hipertensi dalam kehamilan.
Bila benar "berbakat" hipertensi, dokter akan melakukan pengontrolan tekanan darah si ibu secara intens.
Ini penting agar tidak menyebabkan komplikasi dalam kehamilan, maupun komplikasi terhadap janin ataupun si ibu.
BACA JUGA: Potret Cantik Istri Pebulu Tangkis Taufik Hidayat, Cantik Mana dengan Deswita?
Lazimnya dokter kebidanan dan kandungan akan bekerja sama dengan dokter ahli penyakit dalam.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR