"Penelitian kami menunjukkan bahwa anak-anak dengan orangtua helikopter mungkin kurang mampu menghadapi tuntutan menantang,
terutama saat menyesuaikan dengan lingkungan sekolah yang kompleks," ujar Nicole Perry salah satu peneliti dari University of Minnesota.
Tak hanya itu, Perry pun menambahkan jika Si Kecil yang mendapatkan pola asuh helikopter memungkinkan lebih sulit untuk menyesuaikan dengan teman-temannya saat di sekolah.
Serta berujung pada harus membutuhkan waktu yang lebih sulit saat mencari teman di sekolah serta lingkungan sekitar.
Untuk menguatkan penelitian tersebut, para peneliti melakukan survei dengan meneliti pola asuh dan perilaku dari 422 anak bersama dengan orangtua di AS dan Swiss.
BACA JUGA: Moms Mudah Merasa Depresi? Tak Usah Panik, Ini Cara Mudah Mencegahnya!
Penelitian pertama dilakukan saat usia dua tahun, ibu dan anak-anak diundang ke laboratorium dan diminta untuk bermain dengan mainan pilihan selama empat menit dan kemudian menyimpannya selama dua menit.
Sesi-sesi tersebut dipantau dan direkam oleh para peneliti kemudian dinilai seberapa jauh para ibu mencoba untuk mengambil alih tugas tersebut.
Lalu penelitian kedua dilakukan pada usia lima tahun, tim melihat respons anak-anak terhadap pembagian permen yang tidak adil dan kemampuan mereka untuk memecahkan teka-teki di bawah tekanan waktu.
Tahap penelitian terakhir dilakukan saat usia 10 tahun, para peneliti bertanya kepada anak-anak mengenai bagaimana sikap mereka saat di sekolah dan dengan gurunya, serta bertanya tentang masalah emosional.
BACA JUGA: Libur Lebaran, Presenter Indra Bekti Alami Kejadian Lucu di Singapura
Source | : | independent.co.uk |
Penulis | : | Finna Prima Handayani |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR