Nakita.id - Sindrom impostor merukapan fenomena psikologis saat seseorang selalu merasa ragu dengan diri sendiri.
Selain itu, sering merasa tidak pantas mendapatkan penghargaan, tidak cukup pandai melakukan apapun, merasa diri selalu kurang, bahkan merasa sebagi seorang penipu.
Sindrom ini memiliki beberapa sebutan, seperti sindrom penipu, atau dalam bahasa Inggrisnya fraud syndrome.
BACA JUGA: Sering Ragu Dengan Diri Sendiri? Mungkin Moms Terkena Sindrom Impostor
Impostor sindrom pertama kali diidentifikasi pada 1978, oleh psikolog Pauline Rose Clance dan Suzanne Imes.
Penelitian telah menunjukkan bahwa baik laki-laki maupun perempuan mengalami perasaan penipu, dan Clance menerbitkan sebuah makalah yang mengakui bahwa sindrom penipu tidak terbatas pada perempuan saja.
"Hari ini, sindrom penipu dapat diterapkan pada siapa pun pada seseorang yang tidak dapat menginternalisasi dan memiliki keberhasilan mereka,” kata psikolog Audrey Ervin.
BACA JUGA: Ular Ingin Masuk dan Bersemayam di Dalam Rumah, Ternyata Ini Sebabnya!
Lalu mengapa seseorang bisa mengalami sindrom impostor?
Tidak ada jawaban pasti. Beberapa ahli percaya itu ada hubungannya dengan ciri-ciri kepribadian, seperti kecemasan atau neurotisisme.
Sementara yang lain fokus pada keluarga atau penyebab perilaku, Ervin menjelaskan.
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
Source | : | Time |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR