BACA JUGA: Bukti Hidup Rukun, Raffi Ahmad Liburan Bersama Mama Amy dan Mertuanya!
Namun, dibalik maraknya penggunaan produk kecantikan dan perawatan ini, apakah menjadi tren yang sehat?
Di bulan Januari, situs web Outline menerbitkan artikel tentang "sisi negatif perawatan kulit", di mana Krithika Varagur menulis bahwa produk yang dibeli untuk mendapatkan kulit sempurna adalah "tipuan".
“Itu pasti. Kulit yang sempurna tidak dapat dicapai karena memang mustahil,” tegas Varagur.
Ia melanjutkan penjelasan dengan menyatakan bahwa tren perawatan kulit itu mengeksploitasi perempuan.
BACA JUGA: Tragis! Perempuan Hamil Lompat dari Apartemen Setelah Pergoki Suami Hamili Ibu Kandungnya
Dalam buku Living Dolls (2010), Natasha Walter berpendapat bahwa, “Di seluruh budaya kita selalu disarankan bahwa perjalanan perempuan menuju pemenuhan diri pasti akan berhubungan dengan menyempurnakan tubuh mereka”.
Susan Sontag menulis dalam esainya pada tahun 1972, The Double Standard of Aging, bahwa, “Standar kecantikan tunggal untuk perempuan adalah bahwa mereka harus terus memiliki kulit bersih. Setiap kerutan, garis, dan uban adalah kekalahan.”
Source | : | theguardian.com |
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR