Sejauh ini, PERKI sudah memiliki program Keluarga Proaktif Kardiovaskular Sehat Indonesia (Koaktivasi).
BACA JUGA: Koki Pribadi Bocorkan Kebiasaan Aneh Anggota Keluarga Kerajaan Inggris, Tak Banyak yang Tahu
PERKI berharap, jika keluarga proaktif dalam mengidentifikasi faktor risiko apa saja penyakitnya maka akan menjadi kunci keberhasilan pencegahan penyakit kardiovaskular.
"Selama ini sudah banyak pembinaan dari tenaga kesehatan tetapi tidak sepenuhnya berhasil, karena keluarga masih pasif padahal kesejahteraan rumah tangga harus dimulai dari keluarga," tutur Ismoyo.
Selain itu, Ismoyo juga menuturkan urgensi pemerintah untuk menaikkan cukai rokok, dengan demikian maka diharapkan dapat menurunkan angka perokok.
"Jika pemerintah dapat menaikkan cukai rokok hingga 66%, maka besar kemungkinannya prevalensi perokok aktif bisa diturunkan.
Ini sudah berhasil ya di Afrika, peningkatan cukai rokok sebesar 3 kali mengurangi jumlah perokok aktif sebesar 50%", jelasnya.
Lalu, apakah hal ini akan berhasil jika diterapkan di Indonesia?
BACA JUGA: Mengenal Kakebo, Solusi Cerdas Menabung ala Jepang Untuk Stay At Home Moms
"Tergantung dari policy yang diambil oleh pemerintah, kalau pemerintah berpihak pada fakta bahwa penyakit jantung koroner, stroke dan penyakit mematikan lain terjadi akibat rokok maka akan berhasil dilakukan (cara ini)," pungkas Ismoyo.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR