Meski belum ada kepastian mengenai kabar tersebut, isu perselingkuhan memang selalu menjadi topik menarik untuk diperbincangkan.
Faktanya, hal satu ini mengingatkan bahwa perselingkuhan bisa menghancurkan rumah tangga dan berdampak terhadap anak.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam The Journal of Sex Research menemukan, pria cenderung lebih sering berselingkuh dalam pernikahan ketimbang wanita.
Dalam pernelitian tersebut juga ditemukan, bahwa kebanyakan perempuan berusia 30-an tahun akan mengakhiri hubungan jika sang suami berselingkuh.
Berbicara mengenai berselingkuh, kebanyaan orang masih terpaku pada perselingkuhan secara fisik.
Pakar hubungan Esther Perel, Ph.D dalam bukunya The State of Affairs: Rethinking Infidelity, pun mengungkapkan pandangannya.
Menurutnya perselingkuhan melibatkan tiga elemen, yaitu kerahasiaan, keterlibatan emosional, dan keterlibatan sosial.
BACA JUGA: Mengenal Kakebo, Solusi Cerdas Menabung ala Jepang Untuk Stay At Home Moms
Selingkuh secara emosional lebih sulit dideteksi dan berbahaya, bahkan bisa menjadi gerbang menuju perselingkuhan fisik.
Ketidakmampuan untuk melakukan percakapan dari hati ke hati dengan pasangan menjadi alasan utama seseorang untuk berselingkuh.
Dalam bukunya The Truth on Cheating, konselor pernikahan Gary Neuman mengatakan bahwa 47% klien laki-laki yang berselingkuh mengaku melakukannya karena tidak adanya keintiman emosional.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Huffington Post,Good House Keeping,Bright Side |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR