Nakita.id - Anak merupakan anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada setiap pasangan suami istri.
Itulah mengapa bagi pasangan yang sudah menikah namun belum dikaruniai buah hati, rela melakukan apa saja untuk mendapatkan keturunan.
Namun sayangnya, sekarang ini sudah mulai bermunculan kasus orang tua yang menganiaya anaknya sendiri, bahkan hingga meninggal.
Seperti kasus dari Jepang yang menjadi viral akhir-akhir ini.
BACA JUGA: Dokter Sempat Angkat Tangan Pada Kondisi Wajah Gadis Ini, Lihat Kondisinya Setelah Ada Keajaiban
Pada Sabtu, 3 Maret lalu, polisi menangkan sepasang suami istri yang telah melakukan penganiayaan terhadap anak perempuannya di Zentsuji, Prefektur Kagawa, Jepang.
Anak perempuan tersebut bernama Yua Funato (5), dan ayahnya bernama Yudai Funato (33) dan ibunya, Yuri (25).
Pasangan ini diketahui telah meninggalkan anaknya tanpa pengawasan, makanan maupun perawatan medis.
Alasan orang tuanya tidak menghubungi petugas medis saat keadaan Yua semakin memprihatinkan adalah takut perlakuan mereka diketahui.
"Kami tidak membawanya ke rumah sakit karena kami khawatir pelecehan kami akan diekspos," tutur salah satu polisi memeragakan ucapan Yudai.
Sehingga Yua meninggal akibat menderita dalam keadaan sepsis yang disebabkan oleh pneumonia.
Menurut laporan, pasangan ini telah menyiksa secara fisik dari akhir Januari hingga akhirnya Yua meninggal pada 2 Maret.
Saat meninggal, berat badan Yua hanya 12 kilogram yang mana sama dengan berat anak-anak usia 2 tahun, sedangkan berat rata-rata anak seusianya adalah 20 kilogram.
BACA JUGA: Di Tengah Kisruh Rumah Tangga, Potret Perlakuan Sule Terhadap Anaknya Bikin Warganet Terharu
Tak hanya itu, penyelidik menemukan kaki Yua juga menunjukkan jejak radang dingin.
Yua juga mengalami pendarahan di otak dan memar di sekitar mata serta kepalanya.
Yudai mengaku mereka telah memukul anak tirinya itu berulang kali.
Ternyata Yua bukanlah anak mereka satu-satunya, namun ada satu anak laki-laki yang masih berusia 1 tahun dan ia hidup layaknya anak biasanya.
Pada masa-masa penderitaanya, Yua beberapa kali menulis permintaan maaf untuk kedua orang tuanya dalam buku catatan kecil.
"Tolong, tolong, tolong maafkan aku. Aku akan memastikan aku dapat melakukan banyak hal dari pada hari ini tanpa ayah dan ibu mengatakan apa yang seharusnya aku lakukan," tulisnya.
"Sungguh, aku tidak akan pernah mengulanginya lagi. Maafkan aku. Aku akan memperbaiki apa yang tidak dapat aku lakukan kemarin dan apa yang harus aku lakukan setiap harinya," tulis Yua di lembar yang lain.
Dengan tangisan sedih ia menulis, "maafkan aku sudah bermain seperti anak bodoh. Aku akan berhenti melakukan hal bodoh seperti bermain. Aku tidak akan pernah melakukannya. Aku janji."
Setiap harinya Yua selalu bangun pukul 04.00 JST, lalu mengatur alarm untuk berlatih hiragana (huruf Jepang), ia melakukan hal ini atas permintaan ayahnya.
BACA JUGA: hoaxTerlanjur Viral dan Bikin Geger, Ternyata Berita 3 Foto Ini Hoax
"Buku hariannya memberi kesan bahwa gadis itu berusaha dengan keras untuk menulis secara rapi," ungkap penyelidik.
"Meskipun ia diberitahu untuk berlatih hiragana, satu-satunya kata yang muncul di kepalanya adalah memohon kepada orang tuanya untuk memaafkan karena dia dianiaya."
Setelah diselidiki, ternyata Yudai pindah ke Tokyo pada 23 Januari dan istri serta anak-anak mereka menyusul beberapa bulan berikutnya.
Sekitar waktu tersebut Yudai meminta Yua untuk menurunkan berat badannya, sebab menurut pria ini Yua terlihat gemuk.
Kemudian mereka hanya memberi sup saat sarapan, sup miso dengan sepertiga nasi saat makan siang, dan setengah mangkuk nasi saat makan malam.
Terkadang Yua juga hanya makan satu kali saja dalam sehari.
Pada 4 Januari sebelum mereka pindah ke Tokyo, berat Yua mencapai 16,6 kilogram, namun saat meninggal ia telah kehilangan berat sebanyak 4 kilogram.
Pemerintah Tokyo dan Kagawa akan menyelidiki kasus ini dan menimbang langkah-langkah pencegahan terulangnya insiden serupa.
BACA JUGA: Seorang Nenek Meninggal Setelah Berhubungan Intim, Ini Penyebabnya
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Japan Times |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR