Menurut temuan, mereka yang meminum air berkarbonasi, makan lebih banyak selama masa studi, dibandingkan mereka yang minum air biasa.
"Studi ini jelas menunjukkan efek yang terlihat dari gas karbon dioksida dalam minuman berkarbonasi pada peningkatan konsumsi makanan dan peningkatan risiko kenaikan berat badan, obesitas, dan penyakit hati berlemak dengan mendorong pelepasan ghrelin," catat para penulis.
BACA JUGA: Konsumsi Buah Nangka Saat Hamil, Waspada Ancaman 4 Penyakit Ini!
Ghrelin adalah hormon yang dilepaskan dari sistem pencernaan untuk mengingatkan kita saat merasa lapar.
Para peneliti mengaitkan peningkatan nafsu makan ini dengan air soda.
Namun, harus dipertimbangkan bahwa penelitian ini berfokus pada tikus.
BACA JUGA: Belajar dari Keguguran yang Dialami Angel Lelga, Lakukan Hal Ini Agar Rahim Cepat Pulih
Selain membedakan faktor biologis, juga tidak mungkin untuk memperhitungkan faktor gaya hidup seperti olahraga tanpa kelompok peserta manusia yang besar dan beragam.
Jadi, jika Moms ingin mengonsumsi segelas air soda yang menyegarkan, silakan saja.
Sampai munculnya bukti yang lebih kuat, para ahli merekomendasikan mengikuti beberapa acuan.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Medical Daily |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR