Nakita.id - Moms, air memang diketahui menjadi sumber kehidupan bagi manusia.
Sejak 400 tahun sebelum Masehi bangsa Romawi sudah menerapkan air sebagai media atau alat terapi.
“Jadi pada zaman itu, air sudah digunakan sebagai media untuk memperkuat stamina atlet maupun orang-orang yang mengalami cedera. Penderita rematik atau atlet olimpiade juga berlatih di air agar ototnya kuat,” papar Dr. Peni Kusumastuti, Sp.RM., dari Klinik Hydrotheraphy Dharma Daya Lestari, Jakarta, dikutip dari Tabloid Nakita edisi NO. 584/TH. XII/7 - 13 JUNI 2010.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, terutama fisika, diketahui bahwa air memiliki gaya apung.
BACA JUGA: Inilah 7 Tanda Peringatan Kanker Serviks yang Perlu Diwaspadai Setiap Perempuan
Gaya apung ini dapat membuat seseorang menjadi lebih ringan bila berada di dalam air.
Orang yang berada di dalam air hingga sebatas pinggang, misal, berat badannya bisa “berkurang” 50%.
Sedangkan bila air itu mencapai sebatas dada, berat badannya bisa “lebih ringan” hingga 70%.
Inilah mengapa kita serasa melayang ketika berada dalam air. Sampai saat ini adanya gaya apung air tetap dimanfaarkan sebagai terapi bagi orang-orang yang mengalami sakit pada persendian.
Seperti sakit di pinggang, leher, mengalami sulit bergerak dan sebagainya.
BACA JUGA: Perokok Harus Tahu, Makanan ini Dapat Membersihkan Nikotin di Tubuh
“Karena dengan berada di air, penderita akan mampu melakukan gerakan-gerakan yang mungkin sulit dilakukan di ’darat’,” jelas Peni.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR