Nakita.id.- Kadar gula dalam darah perlu dijaga agar Moms dan Dads terhindar diabetes.
Selain mengatur pola makan dan minum, mengurangi asupan gula, serta rajin berolahraga, ada beberapa cara lain untuk menurunkan kadar gula darah ini.
Contohnya, dengan menambahkan kayu manis pada teh yang diminum di pagi hari ternyata bisa membantu menurunkan kadar gula darah. Begitulah kata seorang ahli gizi Dr Josh Axe.
BACA JUGA: Bagaikan Rayap, Ini Bukti Mengapa Diabetes Bisa Menggerogoti Kesehatan
Rempah kayu manis yang biasanya dipasarkan dalam bentuk bubuk ini bisa meningkatkan sensitivitas insulin.
Kayu manis akan mengeblok enzim yang disebut alanines yang biasanya digunakan oleh darah untuk menyerap gula.
Dengan mengeblok alanines, glukosa yang masuk ke aliran darah jadi lebih sedikit meski Moms sebelumnya mengonsumsi makanan tinggi gula. Dengan begitu, kadar gula darah tak akan melonjak.
"Kayu manis terkenal memiliki efek antidiabetes karena menurunkan kadar gula darah serta meningkatkan sensitivitas pada hormon insulin, yang merupakan hormon penting yang diperlukan guna menjaga kadar gula darah seimbang," jelas Dr. Jaime Josh, ahli endokrin dari US Naval Hospital di Baltimore Amerika Serikat, melansir laman Dailystar, Rabu (30/5/2018).
Selain kayu manis, senyawa kurkumin yang biasa ditemukan dalam kunyit juga bisa meningkatkan kontrol terhadap gula darah serta mencegah diabetes.
Sebuah studi pada 2013 menunjukkan, kurkumin bisa menurunkan kadar gula darah, serta komplikasi terkait diabetes.
Perlu Moms dan Dads ketahui, angka penderita diabetes di Indonesia cukup mencengangkan. Sample Registration Survey 2014 menyatakan diabetes menjadi pembunuh nomor tiga di Indonesia.
Sementara data International Diabates Federation (IDF) menunjukkan, jumlah penyandang diabetes di Indonesia diperkirakan sebesar 10 juta dan menempati urutan ketujuh tertinggi di dunia.
Kemudian, prevalensi diabetes di Indonesia cenderung meningkat, yaitu dari 5,7% tahun 2007, menjadi 6,9% tahun 2013.
BACA JUGA: Dijuluki Pahlawan Sejati, Ini Sosok Dokter Richard Harris Penyelamat Korban Gua di Thailand
Lebih mencengangkan lagi, seperti dirilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes), 2/3 diabetesi (sebutan untuk penderita diabates) di Indonesia tidak mengetahui dirinya memiliki diabetes.
Penyakit mematikan ini masih menjadi persoalan serius dunia, termasuk Indonesia. Indonesia merupakan negara yang berada di urutan ke-4 dengan prevalensi diabetes tertinggi di dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat.
Bahkan jumlah pengidap diabetes terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Data WHO memperkirakan jumlah penderita diabetes melitus (DM) tipe 2 di Indonesia akan meningkat signifikan hingga 21,3 juta jiwa pada 2030 mendatang.
Survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan 2017 melakukan wawancara untuk menghitung proporsi diabetes melitus pada usia 15 tahun ke atas.
Definisinya, sebagai diabates, jika pernah didiagnosis menderita kencing manis oleh dokter atau belum pernah didiagnosis menderita kencing manis oleh dokter tetapi dalam sebulan terakhir mengalami gejala sering lapar, sering haus, sering buang air kecil dalam jumlah banyak dan berat badan turun.
Hasilnya, tahun 2013 meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2007.
Diabetes sering disebut-sebut sebagai ‘ibu’ dari berbagai penyakit. Pasalnya, diabetes bisa menjadi penyebab dari banyak komplikasi penyakit, seperti penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit pada mata, penyakit pada kaki, penyakit saraf, stroke, dan masih banyak lagi lainnya.
BACA JUGA: Ini Dia, Alat Olahraga Terpopuler Yang Bantu Moms dan Dads Keluarkan Banyak Keringat!
Buntut dari itu semua ternyata berdampak pada ekonomi negara. Mengapa demikian?
Seperti dikutip dari katadata.com, Indonesia diprediksi mengalami potensi kerugian hingga Rp 71 ribu triliun akibat penyakit tidak menular, pada periode 2015-2035.
Evidence & Analitycs, lembaga riset kesehatan yang berbasis di Manchester, Inggrs, menyebutkan kerugian itu merupakan akumulasi dari biaya pengobatan dan berbagai pengeluaran sebagai dampak penyakit, termasuk hilangnya produktivitas penderita di usia kerja.
Kepala Sub Direktorat Kanker, Direktorat Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Niken Wastu, membenarkan, beban biaya pelayanan medis akibat penyakit jantung, stroke, ginjal, diabetes, dan kanker pada tahun lalu mencapai hampir Rp 13 triliun.
Lalu, situs hellosehat.com memaparkan, dua dari tiga orang penderita diabetes tidak sadar mengidap penyakit tersebut.
Kemudian faktor terbesar diabetes yakni obesitas serta kurang aktivitas dan diiringi konsumsi makanan cepat saji menjadi penyebabnya.
BACA JUGA: Anteng Selama Pembaptisan Berlangsung, Kate Puji Pangeran Louis
Sebenarnya, langkah-langkah pencegahan diabetes sangat sederhana, yakni mengontrol berat badan, banyak bergerak dan berolahraga, makan buah-buahan, mengurangi rokok, dan perbanyak minum air putih.
Sekadar catatan, terdapat dua kategori utama diabetes yaitu tipe 1 dan 2.
Tipe 1 disebut insulin dependent atau juvenile/childhood-onset diabetes, ditandai dengan kurangnya produksi insulin.
Sedangkan tipe 2, disebut non-insulin-dependent atau adult-onset diabetes, disebabkan penggunaan insulin yang kurang efektif oleh tubuh. (*)
Source | : | The Daily Mail,WHO,kemenkes.go.id,hallosehat.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR