Bahan utama produk ini sebetulnya sama dengan produk plastik, namun komponen utamanya monostiren.
Bahan inilah yang membahayakan kesehatan jika terjadi pelepasan dan kontak dengan makanan yang bersuhu tinggi, semisal mi instan.
Maka itu, penggunaan kemasan ini haruslah tepat agar keamanan pangannya dapat terpenuhi.
Untuk amannya, stirofoam jangan sering digunakan pada suhu tinggi sebagai wadah produk makanan cair/padat agar pelepasan bahan kimia berbahaya tidak terjadi.
Hindari mengalasi dengan kertas cokelat pembungkus nasi, mengingat kertas ini mengandung monomer plastik sebagai pelapis agar kedap/tahan air.
Jika memungkinkan, lapisi stirofoam dengan daun pisang yang sudah dibersihkan.
Alternatif produk stirofoam sebagai bahan kemasan yang lebih aman adalah kemasan kardus dari bahan kertas (banyak dijual di pasaran).
3. Produk Kaleng
Bisa ditemui pada kemasan makanan kaleng seperti ikan sardin dan kornet, minuman kaleng semisal softdrink atau sari buah.
Produk ini bisa terbuat dari bahan alumunium, seng, atau campuran zat besi.
Jika komponen produk kemasan ini berasal dari logam utama saja (contoh, alumunium), maka produk tersebut memiliki nilai batas bahaya yang cukup tinggi sehingga relatif aman digunakan pada kadar tertentu.
Sebaliknya, produk kaleng yang mengandung logam campuran (berupa timbel, cadmium atau chrom), mempunyai nilai batas bahaya yang lebih rendah dikarenakan sifat bahaya dari logam tersebut dan ada risiko pelepasan komponen campurannya.
KOMENTAR