Nakita.id - Skoliosis merupakan kelainan pada rangka tubuh manusia, yang menyebabkan kelengkungan tulang belakang tidak normal.
Data Organisasi Kesehatan Dunia menyebutkan, bahwa prevalensi penderita skoliosis semakin meningkat yaitu 3% di seluruh dunia dan 4-5% di Indonesia.
BACA JUGA: 5 Sarapan Ini Terbaik Sebelum Beraktivitas, Membuat Energi Optimal!
Tak hanya pada orang dewasa, penyakit ini juga dapat dialami anak-anak dimana jika tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan kondisi serius seiring tumbuh kembangnya.
Pada orang dewasa, skoliosis disebabkan beragam faktor seperti adanya degenerasi tulang belakang serta faktor usia yang bertambah tua.
Skoliosis juga lebih rentan dialami oleh perempuan, disebabkan jumlah otot perempuan yang lebih sedikit dan lemah dibandingkan laki-laki dengan rasio jumlah penderita 1:7.
Terdapat ragam faktor yang memicu seseorang dapat menderita skoliosis, yaitu faktor genetik, kelainan kongenital atau bawaan sejak lahir, kelainan pembentukan tulang atau neurologis, kebiasaan membawa barang berat setiap hari serta faktor idiopatik yang belum jelas apa penyebabnya hingga kini.
BACA JUGA: Selain Faktor Genetik, Hal Sepele Ini Ternyata Jadi Pemicu Kanker!
"Untuk faktor genetik persentasenya 30%, sisanya itu idiopatik dalam artian belum terjawab secara pasti apa penyebab skoliosis sampai saat ini," ungkap Labana Simanihuruk, B. Sc, selaku Brace and Rehab Clinician pada Nakita.id dalam Seminar Media 'Terapi Non Operasi: Harapan Baru Bagi Penderita Skoliosis' di Jakarta, Selasa (17/7).
BACA JUGA: Agar Tak Cepat Mati, Stop 7 Kebiasaan Ini Dalam Merawat Tanaman Hias
Labana menambahkan, faktor lain yang bisa memicu skoliosis yaitu sedentiary behavior yaitu kebiasaan buruk yang kerap kita lakukan setiap hari.
"Zaman now ini masalahnya itu ada di gadget, sepanjang hari kita menunduk sehingga membuat leher menjadi pegal dan memicu skoliosis. Selain itu kebiasaan couch potato, kalau sudah nyaman orang terbiasa menonton televisi dengan posisi miring atau posisi lain yang sebenarnya tidak optimal untuk postur tubuh," jelas Labana.
Tak hanya itu, kebiasaan perempuan duduk dengan menyilangkan kaki juga menjadi pemicu tulang memungkinkan untuk melengkung.
Walaupun terlihat santun dan bagi banyak orang dianggap anggun, namun duduk dengan posisi seperti ini akan mendorong pelvic berputar ke posisi yang tidak seharusnya.
BACA JUGA: Osteoporosis Rentan di Segala Usia, Jaga Kesehatan Tulang dengan Cara Ini
Tak hanya perempuan, habit menyimpan dompet ternyata turut memengaruhi kemungkinan seseorang akan menderita skoliosis.
BACA JUGA: Dirugikan Akun Palsu yang Ngaku Fans, Mulan Jameela 'Ngamuk' di Instagram!
"Suka menyimpan dompet tebal di saku belakang sebelah kanan, itu sering sekali dilakukan laki-laki lalu dibawa duduk selama berjam-jam.
Memang nyaman dan mungkin sudah menjadi kebiasaan, namun hal itu akan membuat kondisi pantat naik dan menggeser posisi pelvic ke sisi sebelahnya sehingga menyebabkan backpain dan selanjutnya skoliosis", tambah Labana.
Untuk itu, Labana pun mengingatkan agar kita dapat mencegah timbulnya skoliosis dimulai dari diri sendiri.
Jauhi kebiasaan buruk seperti duduk dengan posisi tidak tepat, menggendong tas dalam posisi miring di punggung dan perhatikan kebiasaan menaruh dompet agar penyakit tulang belakang ini dapat diminimalisir.
Nah, apakah Moms dan Dads masih sering melakukan kebiasaan diatas?
BACA JUGA: Mengidap Leukemia, Shakira Aurum Dikenal Sebagai Anak yang Aktif dan Ceria
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR