Migrain biasanya dibedakan menjadi dua jenis, yakni migrain kronis dan migrain episodik.
Di mana migrain kronis terjadi lebih dari 4 jam dalam satu waktu dan berlangsung lebih dari 15 hari sebulan.
Adapun migrain episodik terjadi lima kali serangan dalam sehari dan berlangsung kurang dari 15 hari sebulan.
Dilansir dari Health, Richard Lipton, MD, direktur Pusat Sakit Kepala Montefiore di New York City mengatakan bila seseorang mengalami migrain episodik maka ia berisko depresi dua kali lipat dari pada siapapun yang tidak mengalami migrain.
Namun bila seseorang mengalami migrain kronis maka risiko depresi akan berlipat ganda lagi.
Kecemasan
Orang dengan migrain lebih mungkin memiliki gangguan kecemasan, menurut American Migraine Foundation.
BACA JUGA: Usai Keguguran Seperti Dialami Sabai Morscheck, Ini Waktu yang Tepat Bagi Moms Hamil Kembali
"Pasien yang memiliki kecemasan dalam hidup lebih cenderung mengembangkan migrain, dan sebaliknya," Teshamae Monteith, MD, direktur program sakit kepala dan asisten profesor neurologi klinis di University of Miami Miller School of Medicine.
Stroke
Beberapa penelitian telah menemukan hubungan antara stroke yang disebabkan oleh pembekuan darah dan migrain dengan aura.
Dimana gejala sensorik visual atau lainnya yang terkadang mendahului serangan migrain yang sebenarnya.
Orang yang mengalami migrain dengan aura memiliki risiko dua kali lipat terkena stroke sebagai populasi umum.
"Migrain, terutama dengan aura, sebagian besar merupakan penyakit perempuan dan perempuan yang lebih muda dengan risiko stroke yang lebih rendah daripada laki-laki,
Meskipun risiko berlipat ganda, itu masih sangat rendah," jelas Dr. Lipton.
BACA JUGA: Sederhana, Cemilan Nastusha Ini Ternyata Bisa Cegah Kanker Hingga Meningkatkan Fungsi Otak
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Source | : | Instagram,News.com.au,Health |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR