Nakita.id - Baru-baru ini, seorang make up artist Nam Vo mendapat kecaman dari banyak orang.
Ia dikecam lantaran mencetuskan tren berpose baru 'migrain' yang dianggap konyol dan mengejek orang-orang dengan penyakit migrain.
Melalui akun instagramnya, Nam Vo pun menuliskan permintaan maafnya.
Namun sayangnya pose ini telah diikuti dan dilakukan oleh sejumlah selebritis ternama seperti Kylie Jenner, Kendall Jenner, Gigi Hadid, Bella Hadid, hingga Emily Ratajkowski.
BACA JUGA: Jengkol Disebut 10.000 Kali Lebih Efektif dari Kemoterapi, Benarkah?
Menurut The Migraine Trust, hampir sekitar 15% populasi manusia di dunia pernah menderita migrain.
Migrain merupakan sakit kepala yang menyerang sisi sebelah kepala saja.
Meskipun terlihat sepele dan tidak berbahaya tetapi faktanya migrain tidak boleh dianggap remeh.
Sebab migrain dapat menjadi salah satu tanda dari berbagai penyakit berbahaya, seperti stroke, jantung, asma, kelumpuhan wajah, dan lain sebagainya.
BACA JUGA: Cara Mudah Kupas Buah Nangka Tanpa Lengket di Tangan, Hanya 2 Menit!
Depresi
Migrain biasanya dibedakan menjadi dua jenis, yakni migrain kronis dan migrain episodik.
Di mana migrain kronis terjadi lebih dari 4 jam dalam satu waktu dan berlangsung lebih dari 15 hari sebulan.
Adapun migrain episodik terjadi lima kali serangan dalam sehari dan berlangsung kurang dari 15 hari sebulan.
Dilansir dari Health, Richard Lipton, MD, direktur Pusat Sakit Kepala Montefiore di New York City mengatakan bila seseorang mengalami migrain episodik maka ia berisko depresi dua kali lipat dari pada siapapun yang tidak mengalami migrain.
Namun bila seseorang mengalami migrain kronis maka risiko depresi akan berlipat ganda lagi.
Kecemasan
Orang dengan migrain lebih mungkin memiliki gangguan kecemasan, menurut American Migraine Foundation.
BACA JUGA: Usai Keguguran Seperti Dialami Sabai Morscheck, Ini Waktu yang Tepat Bagi Moms Hamil Kembali
"Pasien yang memiliki kecemasan dalam hidup lebih cenderung mengembangkan migrain, dan sebaliknya," Teshamae Monteith, MD, direktur program sakit kepala dan asisten profesor neurologi klinis di University of Miami Miller School of Medicine.
Stroke
Beberapa penelitian telah menemukan hubungan antara stroke yang disebabkan oleh pembekuan darah dan migrain dengan aura.
Dimana gejala sensorik visual atau lainnya yang terkadang mendahului serangan migrain yang sebenarnya.
Orang yang mengalami migrain dengan aura memiliki risiko dua kali lipat terkena stroke sebagai populasi umum.
"Migrain, terutama dengan aura, sebagian besar merupakan penyakit perempuan dan perempuan yang lebih muda dengan risiko stroke yang lebih rendah daripada laki-laki,
Meskipun risiko berlipat ganda, itu masih sangat rendah," jelas Dr. Lipton.
BACA JUGA: Sederhana, Cemilan Nastusha Ini Ternyata Bisa Cegah Kanker Hingga Meningkatkan Fungsi Otak
Penyakit jantung
Selain memiliki risiko stroke yang lebih tinggi, baik laki-laki maupun perempuan dengan migrain biasanya memiliki penyakit jantung.
Satu penelitian juga menemukan jika penderita migrain lebih cenderung memiliki faktor risiko penyakit jantung seperti, tekanan darah tinggi dan diabetes.
Untuk menjaga diri sebaiknya buat tubuh sesehat mungkin, kendalikan berat badan, kolesterol, dan tekanan darah.
Asma
Meskipun asma adalah gangguan pernafasan dan migrain adalah kondisi neurologis, keduanya bisa berkaitan.
"Pada asma, ada peradangan dan penyempitan berlebihan pada saluran udara," ujar Dr. Lipton.
"Pada migrain, ada peradangan berlebihan pada pembuluh darah di luar otak," tambahnya.
Faktanya, peradangan pembuluh darah merupakan ciri khas dari sakit kepala migrain.
BACA JUGA: Penjelasan Franda Tentang ASI Mendapat Protes Warganet, Ternyata Ini Penyebabnya
Masalah pencernaan
Para ahli percaya ada hubungan yang rumit antara usus dan otak dimana mereka menyebutnya sebagai poros usus-otak.
Tidak hanya saluran pencernaan yang dapat mempengaruhi suasana hati, tetapi usus dan otak bahkan berbagi jaringan dan pembawa pesan kimia yang serupa.
Orang dengan migrain memiliki prevalensi lebih tinggi dari sejumlah masalah sindrom iritasi usus, penyakit radang usus, dan penyakit celiac.
Penelitian bahkan menemukan, bayi yang lahir dari ibu yang mengalami migrain lebih mungkin mengalami kolik saat bayi.
Bell's palsy
Bell's palsy adalah kelumpuhan sementara di wajah.
Gejala mungkin termasuk kedutan, kelemahan, dan kelopak mata terkulai.
Terkadang gejala terjadi pada satu sisi wajah.
Sementara Bell's palsy mungkin terdengar seperti stroke, dua kondisi sebenarnya tidak berhubungan.
Namun, satu studi 2014 menemukan, orang dengan migrain hampir dua kali lipat berisiko Bell's palsy.
BACA JUGA: Belajar Dari Pengalaman Franda, Kenali 5 Jenis Penyebab Bintik Merah Di Kulit Anak
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Source | : | Instagram,News.com.au,Health |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR