Sementara itu, tikus disebut mengalami penuaan intrinsik seperti manusia karena empat penanda dalam DNA mitokondrianya habis.
Setelah semua gejala penuaan muncul ketika fungsi DNA mitokondria diturunkan, para ahli kemudian mematikan mutasi tersebut dan mengembalikan fungsi mitokondria.
Hasilnya, kulit keriput dan rambut rontok perlahan hilang.
Tikus-tikus kembali ke wujud awal saat fungsi mitokondria normal lagi.
"Sepengetahuan kami, studi seperti ini belum pernah dilakukan sebelumnya," kata Keshav Singh, profesor genetika di University of Alabama yang terlibat dalam penelitian dilansir Newsweek, Minggu (22/7).
BACA JUGA: Sst, Ini Bocoran Konsep Pernikahan Justin Bieber dan Hailey Baldwin
"Dalam uji coba kami, meski kesehatan kulit kembali seperti semula saat mutasi dihentikan,"
"Namun organ-organ penuaan lainnya yang ada di dalam tubuh tidak kembali,"
"Artinya, mitokondria berperan penting dalam kesehatan kulit, namun tidak untuk organ internal," jelasnya.
Selain membuktikan bahwa mitokondria berperan penting dalam menyebabkan gejala penuaan, temuan ini sekaligus mengungkap bahwa fungsi mitokondria yang menurun dapat dikembalikan lagi ke fungsi semula.
Meski begitu, perlu diingat bahwa Singh dan timnya baru menguji coba hal ini pada tikus dan belum pada manusia.
Oleh karena itu, semoga nantinya studi lebih lanjut dapat membuktikan hal yang sama pada manusia.
BACA JUGA: 7 Penyakit Serius Akibat Migrain, Jangan Pernah Disepelekan!
Artikel ini sudah pernah dimuat di Kompas.com dengan judul 'Ahli Temukan Cara Atasi Penuaan dan Kembali Muda'
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | newsweek |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR