Nakita.id - Menjadi salah satu penyakit yang cukup banyak diderita masyarakat Indonesia, ada lebih dari 80% kasus hepatitis B yang ditularkan dari ibu ke anaknya.
Oleh karena itu, Suryo Suwignjo, Presiden Direktur Philips Indonesia, tekankan pentingnya kesadaran masyarakat akan bahaya dari penyakit hepatitis pada acara forum diskusi 'Peranan Uji Diagnostik dalam Memerangi Hepatitis' dengan Philips Indonesia di Plaza Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (26/7/2018).
"Pada intinya, melalui acara ini, pesan pertama yang ingin ditonjolkan adalah kesadaran untuk melakukan pengecekan hepatitis. Jadi, memang ini (penyakit hepatitis) berbahaya sekali," ujarnya.
Minimnya kesadaran seseorang lakukan pemeriksaan bisa jadi disebabkan oleh mereka yang enggan mengetahui apakah memiliki penyakit hepatitis atau tidak.
BACA JUGA: Berikut 6 Pertanyaan yang Sebaiknya Ditanyakan ke Dokter Kandungan
Padahal, jika dibiarkan terlalu lama, kondisi hati bisa semakin memburuk hingga timbul gejala yang dapat memperparah kondisi hati.
"Kebanyakan pasien yang datang karena komplikasi dari sirosis hati, seperti muntah darah, perut bengkak karena ada cairan, kesadaran turun," jelas dokter ahli penyakit dalam dr. Irsan Hasan, Sp.PD-KGEH.
Ia menambahkan, "Karena hati ini pusat metabolisme tubuh, begitu ada yang terganggu, semuanya pun ikut terganggu. Uniknya, hati ini tak memiliki saraf, sehingga tak ada rasa nyeri, tapi efek dari gejala tersebut yang membuat orang berkonsultasi. Lalu saat dilakukan pengecekan, hepatitis B-nya positif," jelas Irsan.
BACA JUGA: Ratu Elizabeth II Lebih Dekat Bersama Meghan, Hubungannya dengan Kate Tak Seakrab yang Dilihat!
Ada beberapa cara untuk seseorang mengetahui jika ia mengidap penyakit hepatitis.
"Terdeteksi biasanya kalau mau donor darah. Di PMI diperiksa, kalau positif, dikirimkan surat berobat ke dokter penyakit dalam atau liver (hati).
Kedua adalah check-up yang dilakukan oleh beberapa perusahaan.
Ketiga, adalah screening calon karyawan. Saat mendaftar kerja, dicek, ketahuan punya hepatitis, baru datang ke dokter," jelas dokter Irsan.
Khusus pada kasus donor darah, pasien dengan penyakit hepatitis tak diperbolehkan mendonorkan darahnya.
BACA JUGA: Fakta Aneh Bayi Baru Lahir Ini Tak Pernah Diungkapkan Dokter!
"Dilakukan screening, kalau kemudian terdeteksi mengidap hepatitis, akan ditolak. Di beberapa tempat bisa dipakai untuk pengecekan hepatitis gratis," kata dokter Irsan.
Cara ini biasanya digunakan bagi mereka yang biasa memakai jarum suntik obat-obatan terlarang.
"Pergi saja ke PMI, jika usai mendonor tidak dapat surat, berarti tidak punya hepatitis. Jadi itu sebenarnya check-up gratis. Biasanya diperiksa hepatitis B dan hepatitis C. Kalau positif, darah dibuang, dan pendonor diberikan surat keterangan positif terkena hepatitis," terang dokter Irsan.
"Orang dengan hepatitis rata-rata bersembunyi. Padahal, hepatitis ini bisa diobati, diatasi, dan yang penting adalah dilakukan pencegahan," tutup dokter Irsan.
Bobo Fun Fair dan Jelajah Kuliner Bintang Jadi Ajang Nostalgia di Uptown Mall BSBCity Semarang
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR