Nakita.id – Apakah Si Kecil mendadak bersifat ngotot? Mungkin ada beberapa penyebabnya.
Kenali penyebabnya di bawah ini, Moms!
1. Meminjam mainan
Si batita tertarik melihat mainan temannya, ia ingin meminjam akan tetapi caranya dengan ngotot merebut mainan itu hingga temannya menangis.
Solusi:
Berikan penjelasan, sikap ngotot-nya tidak baik. Kenalkan secara berulang-ulang tentang konsep kepemilikan.
Ada benda yang menjadi miliknya dan ada benda yang menjadi milik orang lain.
Nah, saat hendak menginginkan benda/mainan tersebut, Si Kecil harus meminta izin lebih dulu.
Kenalkan kata “pinjam” sebelum menggunakan mainan tersebut. Jadi, tidak dengan cara merebut.
Kemudian setelah meminjam, ajarkan pula untuk mengembalikannya, “Ayo Nak, mainannya dikembalikan lagi kepada temanmu. Ucapkan terima kasih ya.”
Dengan begitu anak akan tahu bagaimana tata krama yang baik saat meminjam dan mengembalikan sesuatu.
Sebaliknya, pada anak yang memiliki mainan/sepeda, ajarkan konsep berbagi.
2. Menolak Rutinitas
Anak ngotot menolak rutinitas sehari-hari, misalnya tak mau makan, tak mau mandi, tak mau gosok gigi dan sebagainya.
Solusi:
Ketika waktunya mandi, bawa serta mainan mandinya. Kalau anak tak mau menggosok gigi, ceritakan apa akibatnya kalau gigi tidak dibersihkan lewat dongeng atau gambar-gambar.
Intinya, perilaku ngotot si batita tidak perlu ditanggapi dengan sikap marah, melainkan jangan bosan untuk memberi pengertian secara terus-menerus.
Beritahukan mana perilaku benar dan salah dalam kasus ini.
Contoh, saat anak melempar sikat gigi sebagai tanda penolakan, orangtua harus mengatakan perilakunya itu tidak benar dan tidak boleh dilakukan, sebab sikat gigi itu untuk membersihkan gigi, bukan untuk dilempar.
3. Ngotot ingin melakukan sesuatu sendiri
Misalnya pakai baju, celana, makan sendiri, padahal masih terbolak-balik atau belepotan.
Solusi:
Sebenarnya ini hal positif. Hanya saja, jika tidak difasilitasi atau diarahkan, sikap ngotot-nya dapat membuat pakaian rusak, berantakan, atau bahkan berisiko membuat cedera karena penggunaan yang keliru.
Orangtua perlu mendampingi anak dengan mengatakan ingin membantunya, bukan mengambil alih peran anak.
Berikan kepercayaan kepada anak untuk melakukannya sendiri, jadi berikan bantuan seperlunya bila anak mengalami kesulitan.
Awasi dan fasilitasi agar aktivitas itu tidak membuat cedera.
4. Ingin didahulukan
Anak ngotot ingin didahulukan ketika bermain, tak mau antre, menyerobot, dan sebagainya.
Solusi:
Ajari anak untuk bergantian dan menunggu giliran. Perlu kesabaran orangtua untuk mengajarkannya karena menunggu giliran juga membutuhkan perkembangan mental hingga tahap tertentu.
Namun percayalah, dengan penjelasan dan memberi contoh yang terus-menerus sikap sabar dan tertib dapat dibentuk.
Yang pasti, upayakan anak selalu diajak bermain dan berinteraksi agar ia dapat memahami arti giliran, arti kalah-menang, arti permainan, dan sebagainya.
5. Ingin bermain
Anak ngotot ingin tetap bermain padahal sudah waktunya tidur siang/malam.
Solusi:
Ajak anak bermain dengan melakukan permainan yang tenang di tempat tidur. Bisa dengan membacakan buku, bercerita, dinyanyikan, atau bermain peran dengan menggunakan boneka.
Pokoknya, bermain yang menenangkan, tidak banyak melakukan aktivitas fisik atau bergerak.
Dengan begitu, diharapkan anak merasa tenang lalu mengantuk dan akhirnya tertidur.
Buat suasana kamar tenang, teduh/redup, dan cukup sejuk. Rapikan tempat tidur dan kamar sehingga anak merasa aman dan nyaman di situ.
Wicked Siap Menghiasi Layar Lebar Indonesia, Sebuah Adaptasi Sinematik dari Kisah Ikonik The Wizard of Oz
KOMENTAR