Nakita.id - Setiap manusia tentu memiliki kekurangan, sifat maupun fisik.
Namun, ada beberapa orang yang tidak bisa menoleransi kekurangan tersebut, terutama mengenai fisiknya.
Sehingga tak jarang di sekitar kita ditemui orang yang terlalu terobsesi dengan penampilan.
BACA JUGA: Hidup Di Tengah Hiruk Pikuk Perkotaan Bisa Merusak Jantung, Ini Faktanya!
Sebaik apa pun upaya yang dilakukan, mereka selalu beranggapan penampilan mereka buruk.
Entah itu merasa diri terlalu gemuk, kurang cantik, dan sebagainya.
Menurut studi terbaru, sifat ini mungkin disebabkan oleh ketidaknormalan koneksi di dalam otak atau disebut gangguan dismorfik tubuh (body dysmorphic disorder).
BACA JUGA: Berlinang Air Mata, Nagita Menangis Saat Dengar Curhatan Denada
Nyatanya, BDD memengaruhi suatu tempat antara 1,7 hingga 2,4% dari populasi umum, yaitu sekitar 1 dari 50 orang.
Gangguan ini dapat memengaruhi laki-laki dan perempuan, diklasifikasikan pada spektrum obsesif-kompulsif.
Ini berarti orang yang terkena kemungkinan akan menggunakan perilaku kompulsif untuk menghadapi apa yang mereka yakini sebagai ketidaksempurnaan.
BACA JUGA: Dikomen Soal Bentuk Tubuh, Putri Titian Balas Dengan Tegas!
Misalnya, seseorang yang berjerawat dapat terus-menerus menggaruk kulitnya.
Seseorang dengan BDD mungkin juga merasa sangat tidak nyaman ketika melihat cermin atau menghabiskan waktu yang berlebihan membandingkan bagian tubuh mereka dengan bagian tubuh orang lain.
Perbandingan ini sering dilakukan dengan selebriti yang menjadi publik figur di kalangan anak muda, terutama remaja.
Para peneliti dari Boston Medical Center percaya bahwa siklus yang sama sedang disebarkan oleh media sosial dan aplikasi smartphone pengeditan foto.
Studi baru mereka diterbitkan dalam jurnal JAMA Facial Plastic Surgery pada 2 Agustus.
BACA JUGA: Catat, 5 Hal Ini Paling Sering Jadi Penyebab Sakit Punggung.
Para peneliti berpendapat persepsi keindahan fisik kini dipengaruhi oleh selfie yang juga dipengaruhi dari teman dan orang terdekat.
Mereka menyoroti bagaimana orang yang menderita BDD saat ini dapat mencari media sosial untuk mencari pengakuan bila dirinya sempurna.
Namun teknologi itu mungkin memiliki dampak yang merusak.
Sebab salah satu studi yang dikutip menunjukkan bagaimana remaja perempuan memanipulasi foto online mereka agar penampilan fisik mereka lebih menarik.
Temuan lain mengungkapkan hampir 55% dari laporan ahli bedah plastik melihat pasien yang datang kepada mereka dengan tujuan meningkatkan bagaimana mereka melihat selfie.
"Sebuah fenomena baru yang disebut 'dysmorphia Snapchat' telah muncul di mana pasien mencari operasi untuk membantu mereka muncul seperti versi yang difilter dari diri mereka sendiri," kata Dr. Neelam Vashi, direktur Ethnic Skin Centre di Boston University School of Medicine.
BACA JUGA: Paru-paru Kotor Bisa Memicu Kanker, Perhatikan Gejala dan Tandanya!
"Selfie yang difilter dapat membuat orang kehilangan kontak dengan realitas, menciptakan harapan bahwa kita seharusnya terlihat berpola sempurna sepanjang waktu."
Sementara sebagian besar orang bisa selfie tanpa menghadapi masalah seperti itu, Vashi mencatat orang-orang yang memiliki gejala dysmorphia tubuh mungkin bisa sangat terobsesi dengan filter.
BACA JUGA: Minim Risiko Kanker, Yuk Bersihkan Paru-paru Dengan 3 Bahan Alami Ini!
Remaja termasuk di antara mereka yang berisiko tinggi untuk BDD, katanya, membuatnya penting bagi para profesional kesehatan untuk memahami implikasi dari media sosial pada citra tubuh.
Bedah kosmetik tidak direkomendasikan oleh para ahli dalam kasus-kasus ini.
The Anxiety and Depression Association of America mendaftar terapi kognitif-perilaku sebagai pilihan pertama perawatan bagi mereka yang menderita gangguan.
Source | : | Medical Daily |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR