Menurut tinjauan gigi natal yang dipublikasikan dalam Indian Journal of Dentistry pada 2012, sekitar 15% kasus gigi natal ada kaitannya dengan faktor genetika.
Dengan kata lain, besar kemungkinan orangtua bayi atau keluarga dekat sangat mungkin memiliki gigi natal di masa lalu.
“Gigi natal umumnya tumbuh dengan sedikit atau tidak memiliki akar sama sekali, jadi gigi itu mudah goyang dan bisa berakibat buruk pada bayi bila sewaktu-waktu gigi tanggal dan tertelan.
Gigi ini juga menyulitkan bayi saat menyusui," demikian penjelasan dalam jurnal tersebut.
BACA JUGA: Pekan ASI Sedunia: Kenali 10 Jurus Relaktasi Agar Moms Bisa Lancar Menyusui
Seorang penasihat ilmiah Profesor Damien Walmsley mengatakan kondisi seperti ini dapat menyebabkan ulserasi di lidah anak dan ada risiko gigi terlepas memasuki paru-paru anak.
Saat gigi natal atau neonatal tumbuh, warna enamel gigi bukan putih tetapi kuning kecokelatan yang kedepannya bisa mengakibatkan kerusakan enamel gigi.
Untuk alasan tersebut, maka dokter akan mencabut gigi natal ataupun gigi neonatal pada bayi seperti yang dilakukan pada bayi Isla-Rose.
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Source | : | Live Science,The Sun |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR