Nakita.id - Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2013, DKI Jakarta menduduki posisi enam besar provinsi tertinggi untuk pravelensi diabetes tipe 2 penduduk usia 15 tahun ke atas di Indonesia.
Hal ini tidak lain karena gaya hidup masyarakat DKI Jakarta yang hidup di perkotaan.
Sebagaimana diketahui bahwa diabetes sangat erat kaitannya dengan gaya hidup dan gaya hidup di lingkungan perkotaan merupakan 'rumah' yang nyaman untuk penderita diabetes.
Setidaknya dua pertiga orang yang tinggal di perkotaan hidup dengan diabetes.
Berdasarkan Diabetes Atlas Edisi 8 dari Federasi Diabetes Internasional memperkirakan bahwa 10,3 juta orang menderita diabetes mellitus di Indonesia.
Angka ini diprediksi akan terus bertambah menjadi 16,7 juta orang di tahun 2045.
Untuk itu H. Anies Rasyid Baswedan, Ph.D., selaku Gubernur Jakarta menandatangani MoU untuk program Cities Changing Diabetes (CCD).
BACA JUGA: Titiek Puspa Cegah Kembalinya Kanker dengan Tidak Konsumsi Anggur, Kenapa?
Dalam program CCD tersebut, Anies bersama dengan Novo Nordisk, Kedutaan Besar Denmark, Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dan PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) mengumumkan komitmen bersama untuk memerangi diabetes di perkotaan.
Anies berharap dengan adanya penandatangan MoU CCD ini dapat menurunkan angka pasien diabetes.
"Pemrov mari kita pastikan bahwa MoU ini tidak boleh menjadi Mou yang tidur. Ini harus menjadi MoU yang aktif. Jadi sesudah ini seluruh pihak yang terkait dengan diabetes secera melakukan aksi," ujar Anies saat menandatangani MoU untuk program Cities Changing Diabetes (CCD) di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (24/8).
"Kita janji harus jadi kota lebih baik dengan populasi yang lebih bahagia. Karena indikator kebahagiaan adalah menjadi lebih sehat," tambahnya.
BACA JUGA: Sang Anak Beli Sampo Hingga 1 Juta, Iis Dahlia: Gue aja 18 ribu!
Program CCD ini diluncurkan Steno Diabetes Center Copenhagen oleh Universitas London Collage dan Novo Nordisk sejak tahun 2014.
Dengan tujuan untuk melawan diabetes di perkotaan.
Hingga sampai saat ini, program CCD ini telah diimplementasikan di 16 kota besar di dunia seperti Copenhagen, Beijing, Rhoma, dan lainnya.
Program ini memiliki tiga elemen yang saling berkaitan, yakni pemetaan (MAP), bertindah (ACT), dan berbagi (SHARE).
BACA JUGA: Tak Ikuti Jejak Orangtua, Anak Artis Ini Sukses Harumkan Nama Indonesia Dengan Cara Lain!
DKI Jakarta merupakan kota ke 17 yang ikut menjalankan program CCD.
Anies merasa bangga bahwa DKI Jakarta dapat menjadi kota pertama di Indonesia yang ikut menjalankan program global ini dalam memberikan akses pengetahuan menyeluruh mengenai diabetes.
BACA JUGA: Pria 50 Tahun Siksa Bocah 10 Tahun di Loteng Rumah, Begini Kondisi 'Ruang Penyiksaan'-nya!
Menurut Anies, saat ini pemerintah provinsi DKI Jakarta telah berupaya untuk mendukung masyarakat Jakarta lebih aktif melakukan kegiatan fisik.
"Kami telah menyediakan ruang terbuka hijau, contohnya Lapangan Banteng di daerah Jakarta Pusat yang baru saja kami resmikan bulan lalu.
Diharapkan dengan adanya sarana kegiatan fisik tersebut dapat meningkatkan penerapan gaya hidup sehat diperkotaan," ujarnya.
"Saya yakin Cities Changing Diabetes ini dapat menjadi katalis untuk mempelajari penyakit diabetes dalam konteks perkotaan. Secara bersamaan kota-kota lain dapat belajar dari pengalaman kami di Kota Jakarta," tutupnya.
BACA JUGA: Jessica Iskandar Punya Geng Baru Setelah Girls Squad, Ini Anggotanya!
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR