Nakita.id - Perihal jodoh, takdir dan rezeki, manusia tak akan pernah tahu kapan waktu tepat kedatangannya.
Manusia hanya bisa menjalankan berbagai rencana dan aktivitas yang sudah disusun dan direncanakan, sedang Yang Maha Esa lah penentu dari segala rencana.
Terlebih mengenai maut, meski dihindari sekeras apa pun, maut akan datang di waktu yang telah ditentukan.
Baca Juga : Dibacok Suaminya, Seorang Perempuan Berjalan Tertatih Bersimbah Darah Sejauh 2 Km
Seperti yang dialami seorang calon mahasiswi asal Bali.
Baru akan merasakan awal kehidupan menjadi mahasiswa, Ni Wayan Egi Yuspika Rini, remaja asal Singakerta, Ubud, Gianyar tak memiliki waktu untuk menikmati masa kuliahnya.
Egi Yuspika meninggal dunia setelah kecelakaan lalu lintas yang dialaminya saat akan menempuh perjalanan mengikuti Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB).
Hari itu, Rabu (5/9/2018) merupakan hari terakhir PKKMB Universitas Warmadewa (Unwar), yang artinya menjadi hari akhir dari awal bahwa tak lama lagi ia resmi menjadi mahasiswi Unwar.
Baca Juga : Mahasiswi yang Meninggal di Jerman Tiba di Rumah Duka, Ibunya Ungkap Sebentar Lagi Dia Akan Menikah
Namun maut berkata lain, Egi Yuspika meninggal dunia dalam kecelakaan yang terjadi di Penatih, Denpasar, sekiranya pukul 05.00 Wita.
Wakil Rektor III Universitas Warmadewa, Wayan Parwata ketika ditemui di ruangannya, Kamis (6/9) membenarkan bahwa Egi Yuspika adalah mahasiswa baru di Fakultas Ekonomi Warmadewa, dan meninggal karena kecelakaan saat perjalanan ke kampus untuk mengikuti PKKMB.
Menurut Parwata, peristiwa itu terjadi pukul 05.00 Wita dan saat itu dalam keadaan hujan.
"Kejadian jam 05.00 Wita, mungkin dia berangkat 05.30 Wita supaya tidak terlambat apalagi jarak kampus jauh dari rumahnya," kata Parwata.
Baca Juga : Kulit Bocah 5 Tahun Bersisik Seperti Hewan Sejak Lahir, Diduga Karena Ulah Sang Ayah Saat Istri Hamil!
Parwata menambahkan, Egi membonceng temannya yang juga akan mengikuti PKKMB. Beruntung, teman yang diboncengnya tersebut selamat.
Sementara itu, terkait PKKMB yang ada di kampusnya, Parwata mengatakan pelaksanaannya telah memiliki aturan sesuai yang dikeluarkan DIKTI.
"Kita sudah punya aturan dimana mulainya jam 7. Jam 6 absen sampai jam 7, dan setelah itu baru mulai," katanya.
PKKMB ini dilaksanakan selama enam hari, yaitu tiga hari pada tingkat universitas dan tiga hari pada tingkat fakultas.
Egi mengalami kecelakaan saat hari terakhir pelaksanaan PKKMB di tingkat fakultas.
Baca Juga : Bongkar Rumah Tangga Shezy Idris, Uya Kuya dan Istrinya Ribut dan Saling Singgung Masalah Rumah Tangga
Terkait kejadian tersebut, pihak universitas merasa sangat prihatin dan hal itu di luar dugaan dan jangkauan.
"Kami sudah ke sana kemarin begitu dapat info langsung ke rumahnya ikut prosesi memandikan, ngeringeks.
Dan selesai sembahyang, keluarga mengizinkan kami untuk pamit," imbuhnya.
Untuk pelaksanaan PKKMB tahun depan, pihaknya akan melakukan evaluasi.
"Mungkin nanti kita akan mengadakan 3 hari saja yang dilaksanakan pagi di tingkat universitas.
Tiap tahun kita selalu evaluasi, tinggal nunggu rektor saja karena masih di luar. Kejadian ini di luar dugaan kami," terangnya.
Pihaknya juga akan mengubah paradigma mahasiswa baru agar tidak hanya karena takut terlambat dihukum, ia tergesa-gesa.
"Mungkin nanti ini akan kita ubah sebagai evaluasi.
Itu adalah pembelajaran untuk kita semua.
Terakhir kami mendengar dari pihak tetuanya di sana, mereka sudah menganggap kejadian seperti ini siapapun bisa mengalami," tambahnya.
Baca Juga : Kisah Tiga Perempuan Kota Cantik Menikah dengan Pria Suku Pedalaman, Karena Cinta?
Sementara Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa, I Made Sara mengatakan bahwa pelaksanaan PKKMB di fakultas telah mengikuti pelaksanaan di tingkat fakultas sebelumnya.
"Saya selalu mem-briefing sesuai arahan Pak Rektor dan saya menekankan kepada panitia agar pelaksanaannya lebih baik daripada di tingkat universitas," kata Sara.
Sebatas pengetahuan Sara, PKKMB ini baru dimulai pukul 06.00 WITA, yang diawali dengan melakukan absensi lalu pembersihan
"Ini di luar jangkauan kita. Saya bertanya pada mahasiswa baru lain apakah ada tekanan, mereka jawab tidak ada.
Saya dengar, katanya mereka ada yang berangkat jam 3 pagi pulang jam 11 malam. Padahal pulangnya jam 6 dan paling lambat jam 7 malam," tutur Sara.
Baca Juga : Kriss Hatta Bangga Jadi Duda Keren, Langsung Tawarkan Diri untuk Perempuan Lain!
Sara menambahkan, selama ini pelaksanaan PKKMB berlangsung tanpa ada hal-hal aneh, juga tak ada perpeloncoan.
Saat hari terakhir pelaksanaan PKKMB Fakultas, mahasiswa baru ditugaskan membawa tanaman untuk pelaksanaan kerja bakti di Kelurahan Sumerta pada pukul 07.30 Wita.
Selain itu, mereka juga ditugaskan membawa kayu bakar untuk membuat api unggun saat acara penutupan.
Baca Juga : Makan Pakai Nasi dan Kerupuk, Siapa Sangka Bocah Ini Cucu Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia
"Itu kecelakaan di jalan akibat faktor x.
Katanya, jam 3 sudah berangkat. Di sini kan belum buka," paparnya.
Sementara itu, menurut salah seorang mahasiswi yang ikut PKKMB Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa, pada hari terakhir mereka diharuskan sudah di kampus pukul 05.30 WITA.
"Jam 05.30 sudah harus di kampus, karena jam 05.30 sudah kumpul. Terus jam 6 absen. Setelah itu, kami disuruh makan roti sebelum berkegiatan," kata mahasiswi tersebut.
Saat itu ia ditugaskan membawa snack, nasi, dan minuman serta membawa tugas yang diberikan dalam kegiatan PKKMB hari sebelumnya.
Baca Juga : Seperti Sinetron, Ini Kisah Pria yang Ditolak Kekasihnya Karena Jadi Kuli Bangunan, Lihat Kisah Akhirnya!
Mereka juga diminta membawa kayu bakar dan tanaman.
Namun mahasiswi itu tidak membawa, karena yang membawa adalah temannya yang lain.
(Artikel ini pernah tayang di Tribun Bali dengan judul Maut Menjemput Ni Wayan Rini Saat Menuju ke Kampus, Unwar: Kejadian Tak Terkait Pelaksanaan PKKMB)
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | tribun bali |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR