Nakita.id - Coba perhatikan beberapa merek besar makanan cepat saji yang ada di Indonesia seperti McDonald's atau Burger King, pada logonya menggunakan warna kuning.
Pada logo Pizza Hut, garis kuning juga terlihat pada bagian bawah tulisan label.
Baca Juga : Ini Selebriti yang Mendukung Konser Journey of Princess Syahrini, Ada Ayu Ting Ting dan Ariel Noah Juga
Apapun yang dicitrakan oleh produk makanan cepat saji disengaja untuk menstimulasi rasa lapar para pelanggan dengan memicu ingatan positif tentang rasa makanan mereka yang khas.
Dalam periklanan, sebuah warna pasti memiliki maksud dan tujuan tersendiri yang ingin disampaikan dari sang pemilik merek.
Dilansir dari Kompas.com, warna kuning sendiri memiliki arti, di antaranya rasa nyaman dan bisa diandalkan.
Merek besar makanan yang sudah ada sejak lama itu menginginkan para pengunjungnya nyaman dan bisa mengandalkan merek tersebut untuk mencari makanan cepat saji.
Baca Juga : Malaysia Klaim Pencak Silat Sebagai Budayanya, Ini Sejarah Panjangnya yang Mungkin Moms Belum Tahu
Selain itu, warna kuning memiliki arti sebuah kepuasan dan kehangatan.
Diharapkan setelah memakan makanan cepat saji di merek besar tersebut pelanggan merasa puas dengan rasa atau pun tempat yang disediakan.
Ketika mengunjungi rumah makan cepat saji, merek masakan cepat saji berharap akan memunculkan kehangatan bagi pelanggan yang datang bersama keluarga, pasangan atau teman.
Kuning juga dinilai mudah menarik mata, sama seperti warna merah.
Baca Juga : Viral! Setelah Berenang di Laut Seorang Laki-laki Mengalami Kesakitan di Kemaluannya, Ada Apa?
"Marketing adalah tentang bagaimana menyambungkan orang-orang secara emosional, membuat cerita, mencari tahu harapan mereka, mimpi, dan menghilangkan kekhawatiran," kata penasihat marketing dan founder Business Academy, Nikki Hesford.
Nikki juga membenarkan bahwa pemilihan warna untuk sebuah merek juga penting karena memiliki peran yang besar dalam menanamkan brand secara tidak langsung dalam otaknya.
Sadar atau tidak, warna memiliki konotasi tersendiri dan kita membuat penilaian berdasarkan itu.
Baca Juga : Pemuda Ini Ketagihan Mengintip dan Merekam Tetangganya Sedang Mandi
Psikologi warna pada logo dan merek diperkuat dengan penelitian dari Universitas Loyola pada 2013.
Menurut riset itu, 60 persen orang memutuskan membeli produk karena warnanya, bukan terpicu pesan atau tagline yang disematkan dalam kemasan.
Temuan lain, warna dapat meningkatkan pengenalan merek pada konsumen hingga 80 persen.
Hal ini berbanding lurus dengan hasil penelitian sebelumnya dari American Psychological Association (APA) pada 2002, yang mengungkapkan bahwa warna mempengaruhi memori atau ingatan manusia.
Baca Juga : Seorang Anak Menjadi Dewi Kumari dan Disembah Di Nepal, Ini Kisahnya.
Jika kita memilih warna yang tidak konsisten dalam pesan yang disampaikan, maka kita berisiko membuat konsumen bingung dan citra label pun menjadi lemah.
Contohnya, ketika kita menjalankan bisnis makanan sehat, kita cenderung memilih warna yang bisa menyampaikan pesan produk kita, seperti nuansa hijau dan warna tanah.
Warna merah membuat konsumen lapar dan impusif (atau siap membeli).
Sementara kuning membuat konsumen senang dan nyaman.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR