Kita bisa saja mengabaikannya selama beberapa hari, minggu, atau sebulan, atau menyiasatinya dengan minum air putih dan berjalan kaki.
Tapi, rasa lapar sulit diabaikan selamanya," katanya.
Ketika kita kelaparan, laju metabolik tubuh juga menurun karena tubuh sedang mengirit energi.
Ini berarti, secara alami kalori yang dibakar lebih sedikit, sehingga kita harus mengurangi lebih banyak lagi dari pola makan agar berat badan tetap stabil.
Jika pola itu kita lakukan cukup lama, otak akan mengira kita sedang kelaparan.
Hal itu memicu respon biologi agar sel lemak mulai menyimpan kalori lebih banyak lagi. Padahal kita sedang berupaya mengurangi lemak tubuh.
"Dengan kata lain, diet tradisional menyebabkan kita melawan tubuh dan sistem biologi kita.
Seharusnya kita bekerja sama dengan tubuh untuk penurunan berat badan yang tahan lama," kata penulis buku Always Hungry? ini.
Baca Juga : 20 Tanda Awal Kanker Berkembang di Tubuh, Perhatikan dan Waspadai!
Ludwig menjelaskan, daripada membatasi ini-itu, seharusnya kita mengonsumsi makanan yang tepat.
Menurutnya, lemak yang sehat, misalnya alpukat, minyak zaitun, susu full lemak, kacang-kacangan, cokelat hitam murni, serta dressing salad, adalah makanan sahabat orang yang sedang diet.
Selama dua minggu, cobalah mengasup makanan-makanan tersebut dan mengurangi karbohidrat yang dihaluskan seperti terigu, nasi, cookies, serta camilan yang diproses lainnya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR